Beberapa video yang didokumentasikan masyarakat dan disebarkan di sosial media mengenai tsunami di Kota Palu dan Donggala adalah benar. Gempa tsunami menimbulkan korban jiwa.
Mamuju (ANTARA News) - Penanganan darurat pascatsunami yang melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah terus dilakukan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui rilisnya, Jumat malam, mengatakan petugas BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, dan relawan melakukan evakuasi dan pertolongan pada korban.

"Korban yang luka-luka ditangani oleh petugas kesehatan. Penanganan darurat terus dilakukan," tambahnya.

Kondisi listrik yang padam menyebabkan jaringan komunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus.

Terdapat 276 base station yang tidak dapat dapat digunakan.

"Operator komunikasi terus berusaha memulihkan pasokan listrik secara darurat. Kemkominfo telah melakukan langkah-langkah penanganan untuk memulihkan komunikasi yang putus tersebut," ujarnya.

Kepala BNPB bersama pejabat BNPB, kata dia, berangkat ke Palu pada malam ini melalui Makassar kemudian melanjutkan ke Kota Palu dan Donggala menggunakan helikopter.

"Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup dari Jumat malam pukul 19.26 WITA hingga Sabtu (29/9) pukul 19.20 WITA. Sementara itu, Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak menuju Donggala melalui Balikpapan.

Dari Balikpapan, Tim Reaksi Cepat BNPB terbang ke Donggala menggunakan helicopter water bombing yang ada di Balikpapan. Tim ini membawa peralatan komunikasi satelit dan peralatan lainnya," terangnya.

Ia menambahkan TNI akan mengerahkan pasukan untuk membantu penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Doggala.

TNI menggerakan 7 SSK dari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon menggunakan 2 pesawat Hercules C-130. Basarnas akan menggerakan 30 personel beserta peralatan menggunakan pesawat Hercules.

Polri juga akan menggerakkan personil dan peralatan untuk memberikan dukungan penanganan darurat.

"Komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala. Gempa susulan masih terus berlangsung," ujarnya.

Gempa bumi dengan kekuatan magnitude 7,7 yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 7,4 mengguncang wilayah Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat petang sekitar pukul 18.02 WITA.

Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer pada 27 kilometer Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah.

Gempa bumi berpotensi tsunami. BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 hingga 3 meter) di pantai Donggala bagian Barat dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian Utara, Mamuju bagian Utara dan Kota Palu bagian Barat.

BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat petang pukul 19.36 WITA.

Berdasarkan konfirmasi kepada BMKG, tsunami terjadi menerjang pantai.

Posko BNPB juga telah mengkonfirmasi ke BPBD bahwa tsunami telah menerjang pantai Talise di Kota Palu dan pantai di Donggala.

"Beberapa video yang didokumentasikan masyarakat dan disebarkan di sosial media mengenai tsunami di Kota Palu dan Donggala adalah benar. Gempa tsunami menimbulkan korban jiwa," ujarnya.

Dia menambahkan, laporan sementara, terdapat beberapa korban yang meninggal karena tertimpa bangunan roboh. Tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan yang ada di pantai.

"Jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan," kata Sutopo Purwo Nugroho.*

Baca juga: TNI kerahkan tujuh SSK ke lokasi gempa di Sulteng

Baca juga: BMKG masih kehilangan kontak dengan Donggala



 

Pewarta: Amirullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018