Jakarta (ANTARA News) - Syarikat Kebangkitan Pemuda Islam (SKPI) menerjunkan Tim Reaksi Bencana (TRB SKPI) untuk berangkat ke Palu, Sulawesi Tengah untuk membantu korban gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter yang meluluhlantahkan Kota Palu dan Kabupaten Donggala pada Jumat (28/9).

Tim reaksi bencana yang dikomandoi oleh Sekretaris Jenderal SKPI Fauzan Rachmansyah juga akan mengirimkan bantuan untuk para korban gempa yang di Palu. 

"Kami telah melakukan pemetaan dan berdasarkan data anggota kami yang sudah dilokasi bencana, kami sudah mengetahui kebutuhan awal untuk para korban, dan kami siap untuk terjun melalui kota Poso karena bandara di Palu masih ditutup," kata Fauzan di SKPI Center, Jakarta Selatan,  Sabtu. 

Fauzan mengatakan, selain melakukan pemetaan SKPI juga sudah siap membawa beragam bantuan kepada para korban gempa, sehingga diharapkan dapat meringankan penderitaan para korban.

"Sesuai arahan Ketua Umum SKPI Farhan Hasan, kami harus bekerja keras untuk membantu para korban dengan mengirimkan bantuan berupa tenda, terpal, bahan pokok, kebutuhan bayi, dan lainnya," katanya. 

SKPI mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat mendoakan dan bersatu padu turun tangan membantu warga di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah yang mengalami musibah.

Sementara itu, TNI telah mengirimkan sekitar 200 personil dari batalyon kesehatan Kostrad dan Marinir untuk membantu warga yang mengalami luka-luka akibat gempa melalui Lanud. Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. 

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa Prajurit TNI harus selalu siap melaksanakan panggilan tugas negara, termasuk melaksanakan operasi kemanusiaan korban gempa yang terjadi di Donggala Sulawesi Tengah.

"Prajurit TNI yang ada di wilayah seperti Yonif 711/Raksatama dan Yonif 714/Sintuwu Maroso sudah melaksanakan bantuan kemanusiaan  awal, namun mereka harus dibantu karena kekuatan dan peralatannya terbatas untuk melaksanakan pertolongan kepada korban," kata Panglima TNI.

Ia menambahkan, informasi terakhir kondisi korban gempa rata-rata mengalami trauma kepala dan patah tulang, oleh karena itu siapkan peralatan untuk kasus-kasus tersebut dan selalu lakukan tindakan dalam menangani korban dengan hati-hati. 

"Laksanakan prosedur dan awasi dengan baik, sehingga niat kita untuk menolong dan menyelamatkan korban bisa terlaksana dengan baik," katanya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018