Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah mendata kerusakan cagar budaya di Palu dan sekitarnya setelah gempa 7,4 skala Richter.

"Tim dari Badan Pelestarian Cagar Budaya Gorontalodan Sulawesi Selatan baru masuk ke sana tetapi masih terhambat," kata Direktur Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid saat ditemui usai Upacara Kesaktian Pancasila di Jakarta, Senin.

Pihaknya menduga akan banyak cagar budaya yang terdampak karena adanya likuifaksi yang menyebabkan pergeseran tanah.

Dia berharap cagar budaya taman nasional Lore Lindu masih dalam kondisi aman karena letaknya berada di atas gunung.

"Di daerah Sigi dan beberapa daerah lain itu seperti warisan rumah adat dan lainnya dalam kondisi terancam. Cuma kita belum bisa kasih laporan lengkap karena timnya sampai," kata dia.

Hilmar mengatakan Kemendikbud akan membantu untuk menangani perbaikan cagar budaya. Namun menurutnya untuk memperbaikinya harus memperhatikan sesar Palu-Koro yang terus bergerak.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, patahan sesar Palu-Koro di Sulawesi Tengah bergeser atau bergerak 35-45 milimeter per tahun.

Patahan sesar Palu-Koro ini merupakan patahan dengan pergerakan terbesar kedua setelah Patahan Yapen di Kepulauan Yapen, Papua Barat yang pergerakannya mencapai 46 milimeter per tahun.

BNPB mencatat setidaknya ada 10 bencana alam gempa bumi cukup besar yang tidak jarang disertai tsunami di wilayah Sulawesi Tengah dalam kurun seabad terakhir.

Patahan sesar Palu-Koro ini pernah menyebabkan gempa berkekuatan 7,9 skala Richter, bahkan tsunami setinggi 10 meter yang menenggelamkan desa-desa di pesisirnya.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018