Masih ada lima gardu induk yang masih padam, namun sudah berhasil di inventaris.
Manado, (ANTARA News) - Pada Jumat (28/9), sekitar pukul 14.00 WIB gempa pertama kali mengguncang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

Gempa tersebut berkekuatan magnitudo 6 dengan kedalaman 10 kilometer. Akibat gempa itu, satu orang meninggal dunia, 10 orang luka, dan puluhan rumah rusak di Kecamatan Singaraja, Kabupaten Donggala.

Setelah itu, gempa kembali terjadi pukul 17.02 WIB dengan kekuatan yang lebih besar, yaitu magnitudo 7,4 dengan kedalaman yang sama, 10 kilometer di jalur sesar Palu-Koro.

Gempa tersebut tergolong gempa dangkal dan berpotensi memicu tsunami, hingga mengakibatkan kerusakan parah di daerah tersebut, baik infrastruktur jaringan listrik, telekomunikasi sehingga memutuskan saluran komunikasi dengan daerah tersebut. Hingga saat ini sudah 800-an korban jiwa meninggal dan 500-an lainnya terluka, serta masih banyak yang belum ditemukan.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), perusahaan di bawah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan di Indonesia, langsung terjun ke lokasi pascagempa Palu dan Donggala untuk memulihkan jaringan listrik di daerah tersebut.

General Manager PT PLN Sulawesi Utara, Sulawesi tengah, Gorontalo (Suluttenggo), Edison Sipahutar, mengatakan jika listrik padam, semua aktivitas suatu daerah pasti terhambat, karena sebagian besar mengandalkan aliran listrik.

Oleh karena itu, PT PLN Suluttenggo terus meningkatkan koordinasi untuk memulihkan sistem kelistrikan akibat gempa bumi yang mengguncang daerah itu.

Edison Sipahutar langsung menginstrusikan kepada unit-unit PLN di Gorontalo, Toli-Toli, dan atau sekitar lokasi gempa segera mengirimkan bantuan pemulihan pascagempa ke Donggala-Palu.

"Kami akan terus berkoordinasi untuk pemulihan kelistrikan Sulteng," kata dia.

PLN menyiapkan personel, material, peralatan kerja, sedangkan pada Sabtu (29/9) mengirim bantuan ke Sulteng dari unit-unit PLN terdekat.

Saat ini, kondisi sebagian sistem kelistrikan di Sulteng padam yang disebabkan gempa berkekuatan 7,4 SR pada pukul 17.02 Wita, di mana pusat gempa berada di Donggala.

PLN terus berkoordinasi dengan PLN Area Palu terkait dengan kondisi dan dampak gempa terhadap sistem kelistrikan PLN, di mana beban puncak Sulteng sehari sebelumnya masih 138 megawatt.

Informasi yang didapat dari UPB Sulselrabar, yaitu hanya Gardu Induk (GI) Poso yang masih bertegangan, enam GI yang menyuplai Palu belum dapat dimonitor.

"Fokus saat ini masih di proses pemulihan setelah gangguan," kata Manajer AP2B Minahasa Sugeng Hidayat.



Operasikan GI

PLN berhasil mengoperasikan kembali dua GI pascagempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

PLN kembali mengirimkan 46 petugas teknik tambahan dari Gorontalo untuk memperbaiki kondisi kelistrikan di Palu.

Edison menjelaskan tugas tim melakukan inventarisasi kerusakan jaringan listrik sekaligus melakukan pemulihan tahap awal terhadap kelistrikan di Sulawesi Tengah.

Direktur Regional Bisnis Sulawesi Syamsul Huda mengatakan selain dari Gorontalo, PLN juga mengerahkan tenaga ahli tambahan dari wilayah terdekat, yakni Tim PLN Area Luwuk, Tim PLN Area Mamuju (PLN Sulselrabar), Tim Area Palopo, PLN Unit Unit Induk Sulawesi Bagian Utara, Area Toli-Toli dan PLN Gorontalo, serta tim dari PLN Kendari.

Saat ini, PLN telah berhasil mengoperasikan kembali dua GI, yaitu GI Pamona dan GI Poso yang menyuplai pelanggan daerah Tentena, Poso, Kota Poso, dan Bandara Kasiguncu.

"Masih ada lima gardu induk yang masih padam namun sudah berhasil di inventaris," katanya.

Pihaknya berusaha seoptimal mungkin agar warga Donggala kembali menikmati akses listrik.

Hambatan yang terjadi di lapangan adalah akses komunikasi dan jalan yang masih terputus, serta banyak kondisi infrastruktur kelistrikan yang tidak pada tempatnya atau mengalami pergeseran.

PLN juga akan segera menyiapkan rencana antisipasi bila GI tersebut tidak bisa digunakan.

Sebanyak lima GI yang masih padam, yaitu GI Parigi, Sidera, Silae, Talise, dan Pasangkayu. Perkiraan aliran listrik yang padam sebesar 105 MW di mana GI tersebut melayani pelanggan di Parigi, Kota Palu, Donggala, hingga Pasangkayu.

Sejak kemarin (30/9), Tim PLN Area Palu sudah memulai inventarisasi kerusakan aset-aset PLN, sehingga material-material yang dibutuhkan dapat segera dikirim dari unit-unit PLN, seperti Gorontalo, Tolitoli, Poso, serta Luwuk pada Senin siang ini.

Sejak terjadi gempa, PLN langsung melakukan gerak cepat ke lokasi bencana untuk menginventarisasi kerusakan.



Siapkan Genset

PT PLN Sulawesi Utara Sulawesi Tengah-Gorontalo (Suluttenggo) menyiapkan ratusan personel dan genset bagi korban gempa Palu-Donggala.

Pihaknya mengirimkan 216 personel gabungan dari Wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, serta Gorontalo untuk membantu perbaikan infrastruktur kelistrikan pascagempa.

Untuk solusi jangka pendek penerangan, kata Edison, PLN juga membawa delapan genset yang akan disebar ke posko-posko di Palu dan Donggala.

"Saat ini konsentrasi kami adalah bagaimana menginventarisasi kelistrikan di Palu dan Donggala, agar kami bisa segera bergerak efektif dan efisien," jelasnya.

Tambahan 216 personel tentu sangat membantu proses pemulihan tersebut, terlebih semuanya adalah tenaga yang sudah berpengalaman.

Mereka yang diberangkatkan ke lokasi bencana sudah teruji kemampuannya dengan kompetensi sebagai teknisi pemeliharaan jaringan listrik tegangan menengah, tegangan rendah, dan Tim PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan). Hal itu untuk mempercepat pemulihan karena kondisi lapangan yang sangat berat.

"Yang terutama adalah bekerja sesuai SOP dan prosedur keselamatan yang telah ditetapkan, kami yakin tambahan tenaga ini sangat penting untuk percepatan kepulihan listrik di Palu dan Donggala," tambah Edison.

Prioritas penanganan pascagempa, yakni pemulihan kelistrikan di sejumlah layanan publik, tercakup di dalamnya rumah sakit, tempat penampungan pengungsi, bandara, dan instalasi air bersih.



Posko Peduli

PT PLN Suluttenggo membuka dua posko peduli di Kota Palu dan Donggala, Provinsi Sulteng untuk memberikan bantuan dan pengecekan keadaan sistem kelistrikan di daerah tersebut agar kembali normal.

Melalui PLN peduli, juga disalurkan bantuan logistik berupa bahan makanan, obat-obatan, dan keperluan sehari-hari.

"Logistik tersebut diberangkatkan dari Gorontalo, Toli-Toli, dan Manado," ucap dia.

Selain fokus penanganan infrastruktur kelistrikan melalui PLN Peduli, bantuan kemanusiaan dari PLN juga sudah mulai bergerak.

Bantuan didatangkan dari lokasi yang bisa diakses menggunakan jalur darat, seperti Manado dan Gorontalo.

"Kami yakin para pengungsi membutuhkan bahan makanan dan obat-obatan untuk itu bantuan tersebut diutamakan" ujar Edison.

Saat ini, PLN Area Palu juga menjadi salah satu lokasi posko penampungan para korban bencana.

PLN juga berencana membuka dapur umum untuk para korban bencana, namun hingga saat ini untuk pengiriman materi dan tim masih terhalang kondisi jalan yang belum dapat dilalui.*

Baca juga: PLN berhasil operasikan kembali dua gardu induk pascagempa

Baca juga: PLN terjunkan 216 personil pulihkan kelistrikan Palu dan Donggala


 

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018