Jakarta (ANTARA News) - Konflik antara Israel dan Palestina yang tidak kunjung menemui titik penyelesaian telah menyebabkan penderitaan warga sipil, sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan dukungan yang konsisten terhadap perjuangan bangsa Palestina. Hal tersebut terungkap dalam seminar tentang kebangkitan umat Islam dalam perjuangan di Palestina yang berlangsung di Wisma Antara, Jakarta, Kamis. "Masalah Palestina diarahkan oleh pihak tertentu untuk semakin mengerucut, seakan-akan bukan lagi masalah umat Islam secara mendunia, namun hanya terbatas masalah antara faksi Hamas dan Fattah," kata pengamat yang juga penulis buku tentang Palestina, Herry Nurdin. Ia menambahkan sebelum dekade 1970-an, Palestina merupakan masalah umat Islam secara keseluruhan, namun pada periode itu mengerucut menjadi masalah bangsa-bangsa Arab. "Kemudian pada dekade 1980an kembali mengerucut menjadi masalah Palestina dan kemudian pada 1990-an lebih kecil lagi menjadi hanya antara Hamas dan Fattah," tegasnya. Oleh karena itu, Herry menekankan semua pihak harus menyadari kondisi tersebut dan mendorong penyelesaian masalah Palestina, yaitu mengembalikan tanah di kawasan itu menjadi milik bangsa Palestina. "Bila masalah ini selesai, maka semua masalah lainnya juga akan selesai," paparnya. Sementara itu, Pemimpin Umum LKBN Antara, Asro Kamal Rokan, yang menjadi pembicara kunci dalam seminar tersebut mengingatkan bahwa tantangan dalam perjuangan membela bangsa Palestina semakin meningkat. "Sekarang kita masuk ke dalam dunia yang kehilangan akal sehat, dunia yang kehilangan rasa kemanusiaan. Tanpa kita duga, kita telah menjadi bagian dari dunia yang kehilangan akal sehat itu," paparnya. Asro mengajak agar semua pihak bersama-sama kukuh dalam maksud perjuangan bangsa Palestina dan tidak perlahan-lahan melupakannya. "Semakin banyak orang yang memikirkan tentang nasib Palestina dan pembebasan Masjid Al Aqsha, tentunya jauh lebih baik. Setidaknya penderitaan rakyat Palestina tidak lagi menjadi suatu yang biasa dan kemudian hilang terlupakan," tegasnya. Sedangkan pembicara lain, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hamdan Basyar mengatakan semua pihak dapat memberikan kontribusi dengan kemampuannya masing-masing untuk membantu perjuangan rakyat Palestina. Khadimus Suffah Hizbullah Mranggen Demak, Abdullah Fadlil Aly Siradj, pada kesempatan itu meminta agar kaum Muslimin menyamakan langkah dan melepas identitasnya agar dapat berjuang bersama-sama. Acara seminar tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz N Mehdawi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007