Semarang (ANTARA News) - Politikus Indonesia lebih elegan daripada politikus Amerika Serikat sehingga mereka tidak mungkin meniru strategi Donald Trump saat Pemilihan Presiden AS 2016, kata Ketua Program Magister Ilmu Politik FISIP Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono.

Menjawab pertanyaan Antara di Semarang, Jumat pagi, analis politik dari Undip itu menegaskan bahwa kasus di Indonesia berbeda dengan di AS karena filter politik di Tanah Air masih lebih kukuh daripada negara Paman Sam.

Lagi pula, lanjut Teguh Yuwono, di AS lebih to the point ketika menyerang lawan, sedangkan di Indonesia masih ada nilai-nilai agama dan moralitas yang tinggi.

"Kita tidak sekasar Donald Trump, presiden ke-45 Amerika Serikat," ucap Teguh Yuwono yang juga alumnus Flinders University Australia.

Ia mengemukakan bahwa rentetan peristiwa yang berujung pada permintaan maaf Calon Presiden RI Prabowo Subianto atas penyebaran kabar bohong oleh aktivis hak asasi manusia (HAM) Ratna Sarumpaet itu bukan merupakan bagian dari teknik propaganda firehose of the falsehood.

Baca juga: Nasib pahit Ratna Sarumpaet

"Jaringan-jaringan info yang salah yang mungkin saja fitnah dipakai sebagai instrumen politik untuk mendapatkan dukungan. Untungnya RS mengaku sehingga jaringan kesalahan atau fitnah berhenti, kemudian Prabowo menyadari akan hal itu," tutur Teguh Yuwono.

Dalam kasus Ratna Sarumpaet, kata Teguh Yuwono, kebohongan tidak sampai berulang-ulang dan terus-menerus karena perempuan berusia 69 tahun itu pada hari Rabu (3/10) sore mengakui bahwa tidak ada penganiayaan terhadap dirinya oleh orang tak dikenal di Bandung, 21 September lalu.

Pada malam harinya, Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena telah menyebarkan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya.

"Saya atas nama pribadi dan sebagai pimpinan tim kami, saya meminta maaf kepada publik karena telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya," ujar Prabowo.

Prabowo mengatakan bahwa dirinya meminta maaf meski tidak merasa berbuat salah karena pernyataannya terkait dengan Ratna Sarumpaet merupakan langkah yang terburu-buru.


Baca juga: Prabowo minta maaf atas kebohongan Ratna Sarumpaet
Baca juga: Fahri: Kasus Ratna untungkan Prabowo
 

Pewarta: Kliwon
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018