Jakarta, (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menyebutkan laju inflasi pada pekan pertama Oktober 2018 secara bulanan (month to month) mencapai 0,01 persen atau secara tahunan (year on year) 2,89 persen.

"Berdasarkan survei pemantauan harga minggu pertama perkiraan bulan ini inflasinya masih tetap rendah. Estimasinya inflasi 0,01 persen 'month to month', 'year on year' 2,89 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.

Perry mengatakan inflasi terjadi pada komoditas cabai yang mengalami sedikit kenaikan harga. Sedangkan bawang justru mengalami penurunan harga.

"Seluruh item harga terkendali. Deflasi di sejumlah item seperti bawang dan sedikit kenaikan di cabai. Tapi secara keseluruhan inflasi rendah dan stabil," ujar Perry.

Dengan perkembangan tersebut, lanjut Perry, bank sentral meyakini laju inflasi sepanjang tahun ini akan sedikit di bawah titik tengah kisaran target inflasi BI yaitu 2,5-4,5 persen.

"Ini mengkonfirmasi kembali inflasi IHK kecenderungannya akan di bawah titik tengah kita 3,5 persen," kata Perry.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) juga memperkirakan tingkat inflasi nasional hingga akhir 2018 bisa terus terkendali dan mencapai target 3,5 persen.

Hal tersebut terlihat dari inflasi tahun kalender Januari-September 2018 yang tercatat sebesar 1,94 persen, dan inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 2,88 persen.

Upaya stabilisasi harga bahan makanan yang sudah dilakukan sepanjang tahun dinilai telah memberikan kontribusi terhadap pengendalian inflasi.

Pada September 2018 lalu, BPS mencatat terjadi deflasi sebesar 0,18 persen karena turunnya harga beberapa bahan kebutuhan pangan.

Baca juga: BPS perkirakan inflasi terkendali hingga akhir 2018

Baca juga: BPS belum ukur dampak bencana ke inflasi

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018