Palu  (ANTARA News) - Sejumlah warga masih menunggui berlangsungnya evakuasi korban yang terjebak di reruntuhan Hotel Mercure, Palu akibat gempa bumi dan gelombang tsunami pada Jumat (28/9) lalu.

Seorang warga dari Pantai Barat Kabupaten Donggala Nurhayati saat ditemui di pelataran Hotel Mercure Palu, Sabtu, mengatakan dia sudah menunggu evakuasi sejak hari pertama proses evakuasi dilakukan.

"Ada keponakan saya. Saya dari hari pertama, berganti-gantian dengan kakak saya," kata Nurhayati yang masih menunggu karena jenazah keponakannya belum ditemukan hingga hari ini.

Nurhayati mengatakan keponakannya sedang ada kegiatan di Hotel Mercure Palu. Hotel tersebut rusak akibat gempa dan hancur diterjang tsunami karena lokasinya yang berada di tepi laut.

Sementara warga lainnya Irmawati juga masih setia menunggu evakuasi jenazah anaknya yang tertimpa reruntuhan hotel. Dia menunggu sejak hari pertama dan belum ditemukan hingga hari ini.

Irmawati meyakini lokasi anaknya berada tidak jauh dari lobi hotel karena korban sempat mengunggah statusnya di media sosial. 

Begitu juga dengan Khadijah yang masih setia meunggu pencarian jenazah anaknya sejak hari pertama evakuasi.

"Saya sudah ikhlas, biarpun dia sudah jadi mayat. Tapi harus kita lihat toh, oh anak kita sudah meninggal," kata dia.

Proses evakuasi di Hotel Mercure Palu menggunakan dua alat berat ekskavator untuk menyingkirkan puing. Pada proses evakuasi hari Sabtu tampak tim tengah membuka jalan dengan mengebor beton yang menghalang. Masyarakat juga mengeluhkan proses evakuasi dari tim gabungan yang lambat.

Sebelumnya ada pula bantuan dari tim evakuasi Prancis dengan menggunakan teknologi yang bisa mendeteksi gerak. Namun pencarian tersebut tidak menghasilkan temuan korban. 

Baca juga: Petugas SAR gabungan upayakan pembongkaran RS Anatupura Palu
Baca juga: Satelit deteksi 5.000 bangunan rusak di Palu-Donggala

 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018