Jakarta (ANTARA News) - Kota Surabaya, Jatim, melalui Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) telah bergabung dengan Tourism Promotion Organization for Asia Pacific Cities (TPO), sebuah jaringan badan promosi pariwisata di berbagai kota se-Asia Pasifik yang beranggotakan 56 kota dari 12 negara termasuk Malaysia, Jepang, China, Filipina, Thailand, Selandia Baru, Australia, Amerika, dan Rusia. Executive Director STPB Yusak Anshori dalam siaran persnya yang dikirim dari Guangzhou, China, pada Kamis menyatakan bahwa pasar pariwisata secara global terus berkembang dan wilayah Asia Pasifik telah menjadi salah satu tujuan wisata yang paling atraktif. Dengan bergabung bersama TPO maka akan memperkokoh jaringan wisata Indonesia khususnya Surabaya, sehingga Surabaya semakin dikenal oleh masyarakat internasional. "Dengan bergabung menjadi anggota TPO, kesempatan untuk menarik investor, khususnya di bidang pariwisata, semakin terbuka. Selain itu Surabaya juga dapat memperkuat jaringan pariwisatanya," kata Yusak yang juga Deputy Marketing Director Prime Plaza Hotel & Resort. Menurut Yusak, setelah resmi bergabung dengan TPO, STPB berkesempatan mengikuti "3rd TPO General Assembly" yang digelar di Guangzhou yang dihadiri para perwakilan dari tiap-tiap organisasi pariwisata se-Asia Pasifik anggota organisasi tersebut. Dalam pertemuan itu dibahas mengenai upaya peningkatan kunjungan wisatawan dengan cara pembuatan kartu TPO traveller yang berlaku di semua anggota TPO, program pertukaran untuk pelajar dan mahasiswa sebagai investasi pariwisata jangka panjang, pemasaran ke luar negeri bersama, serta pengembangan rute kapal pesiar ke seluruh kota yang menjadi anggota TPO. TPO sendiri berdiri sejak 31 Agustus 2002 dan Presidennya saat ini dijabat oleh Walikota Busan, Korea, Nam Sik Hur, sedangkan wakilnya dijabat oleh Walikota Fukuoka, Jepang, Hiroshi Yoshida. Tujuan yang ingin dicapai organisasi ini adalah pertukaran informasi pariwisata, pemasaran serta promosi bersama, pengembangan produk wisata, pengembangan sumber daya manusia, kemudian penelitian tentang tren pariwisata dan manajemen statistik kepariwisataan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007