Jakarta (ANTARA News) - Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) meminta cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin memprioritaskan penguatan ideologi Pancasila dan menangani isu hoaks manakala terpilih sebagai Wakil Presiden RI 2019-2024.

"IPPNU menganggap isu ini menjadi perhatian serius, oleh karena itu kami titipkan isu ini kepada Kiai Ma’ruf Amin agar menjadi perhatian serius ke depan," kata Ketua Umum PP IPPNU Puti Hasni dalam penutupan Rapimnas PP IPPNU di Jakarta, Minggu yang dihadiri Ma'ruf Amin. 

Puti mengatakan bahwa IPPNU benar-benar serius serta fokus terhadap kedua isu itu karena sangat berkaitan dengan kondisi pelajar putri. 

Puti juga berharap, sebagai sosok bapak bagi IPPNU, Kiai Ma’ruf Amin dapat menjadi tempat untuk mengadu. 

“Kiai Ma’ruf ini bapak kita bersama, beliau merupakan bapak bangsa yang menjadi tempat berteduh bagi kita generasi milenial dari berbagai tantangan zaman," jelas Puti. 

Kedua isu itu juga menjadi rekomendasi untuk dibawa ke dalam forum Kongres IPPNU pada bulan Desember mendatang. 

Kiai Ma'ruf yang hadir dalam penutupan Rapimnas PP IPPNU turut mencermati isu hoaks yang terjadi belakangan ini. 

Menurut Ma'ruf, hoaks hanya akan menimbulkan kegaduhan.

Dia menegaskan Pemilu 2019 tidak boleh menimbulkan perpecahan terhadap bangsa dan negara. 

Dia meminta agar tidak ada ujaran kebencian dan hoaks dalam Pemilu 2019. 

"Kemarin baru ada kebohongan, sampai saya ditanya akan ada hari kebohongan nasional. Jadi saya pikir ini masalah," kata Ma'ruf. 

Ma'ruf juga mengatakan pernah didera isu miring karena disebut berjoget saat pertemuan dengan relawan di Tugu Proklamasi. Padahal fakta yang terjadi adalah Ma'ruf bertepuk tangan atas lagu-lagu memuji Jokowi yang dinyanyikan relawan. 

"Saya tepuk tangan dibilang berjoget, itu karena ingin mendiskreditkan saya, kemudian dianggap saya sudah kehilangan kredibilitas sebagai ulama. Ini memang isu yang miring harus kita jaga karena itu jangan sampai kita ikut seperti mereka dan jangan terprovokasi atau terbuai pernyataan mereka," kata Ma'ruf.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018