Jakarta (ANTARA News) - Sekretariat Bersama (Sekber) Perlindungan Anak Kementerian Sosial di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), menerima laporan lebih dari 50 anak yang hilang saat bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala.

"Hingga hari ini tiga anak yang terpisah dari keluarganya sudah berhasil dipertemukan kembali," kata koordinator Sekber Perlindungan Anak Febriadi seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan  laporan anak yang hilang atau terpisah dari keluarga diterima baik dari registrasi langsung di Sekber, maupun hasil aduan melalui jejaring sosial media (Facebook, whatsapp), juga selebaran.

Ada satu anak yang berhasil direunifikasi (dipertemukan kembali) dengan keluarganya pada Sabtu (6/10), semula berada di rumah sakit, setelah selamat dari bencana. Sekber yang menerima laporan, lalu mencari dan menemukannya, untuk kemudian dipertemukan dengan keluarganya.

"Sebelum dipertemukan dengan keluarganya, kami menempuh sejumlah posedur," katanya.

Menurut Febriadi, bila masuk laporan terkait anak hilang, maka sekber akan menyebarkan foto anak dengan menggunakan berbagai saluran informasi.

"Misalnya melalui jaringan relawan yang ada di sini. Atau kami menyebarkan foto di sejumlah tempat temasuk posko-posko bantuan tanpa mencantumkan identitas," katanya.

Pengaduan anak hilang juga dibuka di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BRSPDI) Nipotowe Palu. Data sampai Minggu (07/10) menunjukkan telah masuk pengaduan di balai ini sebanyak 10 orang anak hilang atau terpisah dari orangtuanya.

Baca juga: BNPB: jumlah pengungsi mulai menyusut

Baca juga: Sejumlah pertokoan di Palu sudah kembali buka
 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018