Jakarta (ANTARA News) - Harga saham-saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) ditutup naik tajam 2,03 persen Jumat mengikuti bursa di kawasan yang mengalami kenaikan yang berharap pengumuman Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Ben Bernanke pada Jumat (Jumat malam WIB) untuk mengatasi krisis finansial yang terjadi belakangan ini. "Para pelaku pasar seperti tidak mau ketinggalan untuk membeli saham, setelah bursa di kawasan menguat dan indeks future Wall Street positif, serta adanya harapan kebijakan The Fed akan menurunkan suku bunga," kata analis PT Panin Capital Luki Aryatama kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat. Menurut Luki, kalau bursa Wall Street menguat nanti malam (Jumat waktu setempat), maka dampaknya terhadap BEJ dan bursa di kawasan akan positif. "Hal ini yang menjadi ekspektasi pelaku pasar di Jakarta yang mendorong aksi beli saham," katanya. Bursa saham Hongkong mampu mencetak indeks Hangseng naik 2,13 persen menjadi 23.984,660 dan bursa Jepang mencetak indeks Nikkei naik 2,57 persen menjadi 16.270,990. Sementara itu sentimen positif dari dalam negeri untuk mendorong pasar sesungguhnya tidak ada. "Justru perkiraan nilai inflasi bulan Agustus 2007 yang cukup besar menjadi sentimen negatif," kata Luki. "Namun inflasi tidak terlalu menjadi fokus untuk saat ini, karena IHSG BEJ sudah terkoreksi cukup dalam," katanya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 43,284 poin menjadi 2.194,339, sedangkan indeks LQ45 naik 11,242 poin atau 2,52 persen ke posisi 457,961. Volume perdagangan mencapai 4,1 miliar saham dengan nilai Rp3,4 triliun. Penggerak pergerakan indeks di BEJ, kata Luki, adalah saham PT Telkom (TLKM) yang menguat Rp150 menjadi Rp10.850, serta saham PT Bumi (BUMI) naik Rp175 menjadi Rp2.550 dan saham PT Bank Mandiri (BMRI) yang naik Rp125 menjadi Rp1.950. Sementara itu saham-saham yang turun antara lain PT Indosat (ISAT) turun Rp100 menjadi Rp7.200, PT Gudang Garam (GGRM) turun Rp100 menjadi Rp9.550.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007