Beijing (ANTARA News) - Duta Besar (Dubes) RI untuk China Sudrajat berharap kunjungan tim interdep (antar departemen) Indonesia ke China pada September ini diharapkan mampu meningkatkan komunikasi yang saling terbuka di antara Indonesia dengan China mengenai standar produk impor. "Adanya kunjungan interdep Indonesia ke China dalam waktu dekat ini diharapkan mampu meningkatkan komunikasi kedua negara, khususnya mengenai standar makanan dan non-makanan, sehingga bisa mengurangi penolakan produk impor," kata Dubes Sudrajat, di Beijing, Jumat. Ia mengatakan, kunjungan tim interdep nantinya akan memiliki arti penting dan strategis bagi kedua negara dalam upaya untuk saling memahami standar produk yang diproduksi untuk sedlanjutnya diekspor. "Saya pribadi sebagai Dubes mengharapkan niat tim interdep yang akan datang ke China sangat penting sehingga ada komunikasi yang saling terbuka sehingga isu kesulitan perdagangan kedua negara bisa diselesaikan secara baik," kata Dubes. Kunjungan tim interdep itu nantinya juga akan membicarakan isu karantina dan isu masalah berbagai produk yang ditemukan tidak memenuhi standar. Pihak KBRI Beijing sudah menghubungi pihak karantina dan Kementrian Perdagangan China mengenai rencana kedatangan itu dan mereka sangat menyambut baik kedatangan tim interdep dari Indonesia tersebut. Bahkan untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara, kata Dubes, Mendag Mari Pangestu mengusulkan untuk bisa membicarakan masalah perdagangan ini pada tingkat Komisi Bersama antara dua Kementrian Perdagangan di Shanghai, China, tahun ini. Dubes juga mengatakan bahwa temuan-temuan yang ditemukan oleh Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan (POM) hendaknya dikerjakan melalui teknis dan tidak perlu diangkat melalui media. "Kadang-kadang kalau diangkat melalui media, datanya tidak akurat karena ini masalah teknis," katanya. Ia meminta agar Badan POM jika menemukan ada produk impor yang tidak memenuhi standar bisa dilaporkan langsung ke China dan ditunjuk perusahaan mana yang dimaksud. Dubes mengatakan, sama halnya dengan pihak China yang menemukan kasus biskuit asal Indonesia yang tidak memenuhi standar, pihak berwenang di China melaporkan perusahaan dimaksud yang ekspor langsung kepada pihak Indonesia secara teknis. Sudrajat justru mengkhawatirkan jika masalah itu diangkat terlalu luas ke media, dampaknya akan kian meluas dan biasanya kalau sudah melalui media seringkali menjauhi dari masalah sebenarnya sehingga distorsi tentang isu sub-standar akan dihindari. "Seperti yang pernah saya kemukakan, ini masalah teknis sehingga koordinasi teknis harus lebih ditingkatkan, agar hubungan perdagangan kedua negara akan lebih sehat dan tidak menggangu kedua negara," kata Dubes Sudrajat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007