Palu  (ANTARA News) - Kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah di Kota Palu dan Kabupaten Sigi belum berjalan seperti biasa pascagempa mengguncang pada 28 September 2018.

Pantauan Antara di Kecamatan Palu Timur dan Palu Selatan, Kota Palu, Selasa, sejumlah sekolah di semua jenjang pendidikan masih sepi pascagempa.

Tidak ada kegiatan belajar dan mengajar, yang ada sebagian sekolah masih melakukan pembersihan lingkungan.

Belum tampak pula tenda-tenda darurat sebagai alternatif untuk kegiatan belajar dan mengajar di luar kelas.

Di Kelurahan Petobo, Palu siswa-siswi masih berada di lokasi pengungsian. Terdapat satu tenda darurat milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dibangun di area dekat perbatasan antara Desa Ngatabaru dan Kelurahan Petobo, namun belum efektif digunakan.

Warga Petobo masih mengungsi di Desa Ngatabaru, Desa Pombewe, Desa Loru, Desa Parovo dan Desa Mpanau.

Begitu pula di Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi. Di Desa Lolu misalkan, terdapat dua sekolah dasar negeri. Namun kondisinya rata dengan tanah.

Namun belum ada tenda atau alternatif lain sebagai solusi yang disediakan oleh pemerintah agar siswa dua sekolah tersebut dapat bersekolah.

Desa Lolu, menjadi salah satu desa yang parah saat gempa mengguncang Kabupaten Sigi, pada 28 September 2018. Desa Lolu bertetangga dengan Desa Jono Oge yang tidak hanya mengalami gempa, namun juga  digenangi lumpur (likuifikasi).

Warga Desa Lolu Kecamatan Biromaru kini telah kembali ke desa mereka. Mereka bermukim di depan rumah yang telah rata dengan tanah.

Kegiatan belajar dan mengajar juga belum aktif di Desa Parovo, Pombewe, Mpanau dan Loru, Kecamatan Biromaru, karena itu warga berharap pemerintah menyediakan tenda-tenda untuk alternatif kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak mereka.
 
Baca juga: Mendikbud ajak siswa korban gempa segera kembali sekolah
Baca juga: Sebagian guru di Palu sudah siap mengajar lagi

 

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018