Batam (ANTARA News) - Pemerintah kemungkinan menciutkan 139 badan usaha milik negara (BUMN) menjadi 25 saja agar mencapai kendali dan efisiensi biaya produksi terbaik. "Soal kapan pelaksanaannya, saya tidak bisa mengungkapkannya," kata Sekretaris Menteri Negara BUMN Said Didu ketika menghadiri Seminar Nasional Eksekutif BUMN 2007 di Batam, Jumat. Kepada wartawan, Said juga menyebutkan Kementerian BUMN akan mengusulkan likuidasi bagi tiga BUMN di antaranya PT Soda dan PT Garam. Wacana penciutan jumlah BUMN berkaitan dengan wacana untuk mendirikan holding besar BUMN Indonesia. Menurut Said, berkaitan dengan wacana tersebut, BUMN-BUMN sejenis akan diminta membahas yang paling cocok, apakah digabungkan ke dalam suatu holding atau dimerger atau diakusisi. Seminar nasional itu diselenggarakan BUMN Executive Club (BEC) dan Kementerian BUMN. Bertajuk "Menuju Holding Indonesia: Strategi, Arah dan Kebijakan", dalam upaya menjadikan BUMN negeri ini pelaku bisnis kelas dunia, setelah dalam sembilan tahun belakangan, restrukturisasi terhadap BUMN-BUMN menjadi beberapa holding besar belum juga tercapai. Wacana pembentukan holding BUMN Indonesia, menurut Direktur Pelaksana the Boston Consulting Group, Uwe Gunther, bukan tidak mungkin dilaksanakan pemerintah yang dua tahun silam pun menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Di bandingkan dengan ketika menaikkan harga BBM yang berkaitan dengan 220 juta rakyat, restrukturisasi BUMN dapat dikatakan urusan kecil bagi pemerintah, katanya dalam seminar. Kendati demikian ia mengatakan, pelaksanaan pengabungan BUMN-BUMN ke dalam suatu holding perlu dilakukan dengan pentahapan dan sosialisasi dengan memperhatikan para pemangku kepentingan. Selain itu, Gunther berpendapat, meski perlu tetap dibuka peluang berbisnis di luar negeri, sebaiknya dalam sepuluh tahun ke depan BUMN yang kompetitif di sektor pembangunan infrastuktur dan konstruksi, tetap bergiat di dalam negeri ketimbang mengekspor dana dalam skala besar.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007