Hari-hari pertama itu umumnya luka-luka. Kemudian bergeser ke ISPA anak, penyakit kulit, maag akut.
Palu (ANTARA News) - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pantoloan Kementerian Kesehatan melayani sebanyak 1.026 orang korban gempa dan tsunami yang menjalani pelayanan kesehatan di Posko KKP Bandara Mutiara Palu.

"Sekarang sudah berkurang dibanding awal kejadian bencana," kata dr Gotra Saputra M. Kes Koordinator Posko Bandara Mutiara Sis Aljufri di Palu, Rabu.

Dia mengatakan jumlah tersebut tidak termasuk pasien yang diterbangkan ke luar daerah. Karena keadaan darurat sebagian besar pasien yang diterbangkan melalui Bandara Mutiara Sis Aljufri tidak sempat dicatat.

Pada hari-hari pertama bencana, Posko KKP melayani hingga 150 korban luka-luka dan patah tulang. Jumlah tersebut terus menurun seiring dengan berkurangnya pengungsi.

Pada Selasa (9/10) jumlah pasien yang dilayani tinggal 66 orang. Satu pasien diantaranya masih menjalani rawat inap di Posko KKP Bandara Mutiara hingga Rabu.

Pasien tersebut terpaksa rawat inap di Posko KKP karena tidak mau dirujuk ke rumah sakit.

Gotra mengatakan dominan pengakit yang dialami pengungsi mengalami pergeseran. "Hari-hari pertama itu umumnya luka-luka. Kemudian bergeser ke ISPA anak, penyakit kulit, maag akut," katanya.

Pada hari pertama pascagempa ada warga yang melahirkan di Posko KKP yakni warga Petobo, salah satu titik terparah gempa di Kota Palu. "Persalinannya berjalan lancar," katanya.

Gotra mengatakan Posko KKP tidak saja melayani pengungsi yang bertahan di bandara, namun juga sebagian dari luar Palu seperti Kulawi, Kabupaten Sigi dan Wani, Kabupaten Donggala.

Posko KKP pada hari pertama hanya memiliki dua dokter terus dibantu tim kesehatan Poso. Pada hari ketiga bantuan dokter dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Makassar baru tiba.

Selanjutnya dokter dari Gorontalo dan Tarakan serta Balikpapan. Selain bantuan dokter juga bantuan logistik. "Kita dibantu 10 orang paramedis," katanya.

Pos KKP memiliki peralatan kesehatan standar pertologan pertama IGD lengkap dengan dua unit ambulance. "Kalau gawat darurat, kita rujuk seperti patah tulang. Fokus kita assesmen evakuasi medis," katanya.*

Baca juga: 90 persen fasilitas kesehatan di Palu, Donggala, Sigi, sudah pulih

Baca juga: 1.117 relawan kesehatan akan jangkau area terpencil terdampak bencana


 

Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018