Kita sengaja datang untuk bisa mendapatkan data yang valid mengenai berapa tingkat kerusakan, berapa yang jadi korban, ini perlu diteliti kembali.
Palu (ANTARA News) - Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher mengatakan DPR akan terus mendorong agar bantuan bagi korban gempa, tsunami dan likuifaksi Sulawesi Tengah (Sulteng) lebih cepat tersalurkan terutama ke pengungsi-pengungsi yang selama ini belum tersentuh.

"Kalau kita lihat kerusakannya luar biasa, karenanya DPR merasa perlu sungguh-sungguh mendengarkan aspirasi masyarakat Sulteng, terutama Palu, Donggala dan Sigi," kata Ali Taher di Kantor Dinas Sosial Provinsi Sulteng di Palu, Kamis.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah emergency response, dengan terus mengirimkan bantuan sampai 14 hari ke depan.

Kedua, ia mengatakan membicarakan aspek anggaran 2019 untuk masa rekonstruksi dan rehabilitasi.

"Kita sengaja datang untuk bisa mendapatkan data yang valid mengenai berapa tingkat kerusakan, berapa yang jadi korban, ini perlu diteliti kembali, kemudian kita akan bicara dengan Kementerian Sosial dan BNPB, Insya Allah akan ada upaya yang lebih cepat," katanya.

Dia berharap masyarakat Sulawesi Tengah ini bisa kembali melaksanakan aktivitas kesehariannya, terutama pertumbuhan ekonomi dan rasa nyaman.

Karena itu DPR mendorong agar bantuan lebih cepat diberikan, sekaligus membuka akses jalan dari dan ke kota Palu terutama jalan darat. "Dan, bagi yang belum dibantu nanti kita menunggu dari Kementerian atau Dinas Sosial untuk bisa kita anggarkan," lanjutnya.

Ketua Komisi VIII DPR berada di Palu bersama 16 anggota dewan lainnya selain mendatangi tenda tempat penyembuhan trauma milik Kementerian Sosial di Dinas Sosial Provinsi Sulteng juga menemui Gubernur Sulteng. Selanjutnya rombongan mendatangi daerah Petobo yang terkena likuifaksi pada Jumat (28/9).*

Baca juga: DPR tekankan koordinasi-sinergi penyaluran bantuan gempa Donggala-Palu

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan jamin hak pekerja korban gempa Palu


 

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018