Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Maftuh Basyuni mengimbau Departemen Kesehatan membeli obat dan keperluan kesehatan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi guna efsiensi penyelenggaraan haji 1428B H/2007, sehingga tak usaha membawanya dari tanah air lagi . Selain harga obat di negara bersangkutan jauh lebih murah maka juga bisa memangkas proses birokrasi sehingga Indonesia dapat menghemat biaya pengobatan, kata Maftuh di Sukabumi, Ahad. Maftuh berama Direktur Pendidikan Diniah dan Pondok Pesantren, Amin Haedari berada di Sukabumi guna menghadiri Haul ke-22 KH Abdullah Sjafe`ie, pendiri Pondok Pesantren dan Universitas Assyafiiyah Jakarta. Ia memahami bahwa pembelian obat-obatan oleh Depkes harus melalui proses pelelangan di dalam negeri. Namun jika hal ini bisa diatasi melalui koordinasi dengan instansi terkait, seperti DPR maka akan dapat dilakukan penghematan. Jika membeli obat di Arab Saudi, lanjut Maftuh, obat paten di sana lebih banyak. Kalau obat yang dibeli tak digunakan lagi maka pihak pembeli dapat mengembalikannya dan uang pembayaran dikembalikan sesuai obat yang tak digunakan. Mantan Dubes Indonesia di Arab Saudi ini mengaku, membawa obat dalam jumlah besar untuk jemaah haji Indonesia akan memakan waktu lama. Soalnya. Bea Cukai setempat akan melakukan pemeriksaan yang sangat teliti. "Jika ada obat yang dicurigai, maka petugas akan meminta klarifikasi dulu," ujar Maftuh. Maftuh mengaku bahwa pelayanan kesehatan bagi jemaah haji Indonesia sepenuhnya berada di Depkes, termasuk anggaran, tenaga dokter dan para medis. Namun ia berharap pihak Depkes meningkatkan koordinasi dengan para petugas haji dari Depag. Menteri merasa bahwa koordinasi Depkes dan Depag masih perlu ditingkatkan lagi. Ia menjelaskan, sampai saat ini Depag memproses 60.000 orang guna mendapatkan visa haji. Diperkirakan dalam waktu dekat selesai dan segera menyusul pemrosesan visa haji berikutnya sesuai kuota haji Indonesia sebanyak 210 .000 orang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007