Jakarta (ANTARA News) - Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto secara terang-terangan mengaku menerima sumbangan batubata dan genteng untuk membangun rumah saat ia menjabat Kapolres. Di hadapan panitia seleksi calon pimpinan KPK saat menjalani seleksi wawancara terbuka di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, Bibit mengatakan, ia menerima sumbangan itu meski percaya orang yang memberi mungkin berniat berinvestasi pada dirinya. "Saya hanya keluar Rp26 juta untuk membangun rumah. Sisanya, ada saja orang yang beri. Karena saya Kapolres, ada orang yang nawarin, `Bapak mau batubata?`, lalu ada yang datang bawa batubata. Pondasi rumah saja belum selesai, sudah ada orang lagi yang bawa genteng," tuturnya lancar tanpa rasa sungkan. Bibit mengatakan, ia menerima semua pemberian itu karena pihak pemberi sama sekali tidak ada kaitan perkara dengannya, meski menyadari pemberian itu mungkin dilandasi oleh niat tertentu. "Saya akan berlaku seperti orang Samin, kalau ada yang beri saya terima, tetapi permintaannya saya tolak," ujarnya. Bibit yang berpangkat Mayjen Pol itu juga mengaku biaya kuliah S3 untuknya dibayari oleh Kapolri. Menurut dia, saat itu ia menerima uang Lebaran Rp50 juta. "Saya sudah tanya ke sespri-nya ini uang haram atau halal. Kalau haram, biar saya bagi-bagi ke orang lain biar dosanya tidak ke saya sendiri. Tapi akhirnya saya pakai untuk sekolah," ujarnya. Bibit yang pernah menjabat Kapolda Kalimantan Timur itu menyebutkan kasus pembalakan hutan saat ia diminta menceritakan pengalamannya menangani kasus korupsi. Ia mengklasifikasikan kasus pembalakan hutan sebagai kasus korupsi. Anggota panitia seleksi calon pimpinan KPK, Ichlasul Amal sempat mempertanyakan penampilan Bibit yang penuh senyum, santai, dan mudah tertawa, untuk menjadi figur pimpinan KPK. "Kalau menjadi pimpinan KPK itu harus ada sangarnya. Apakah Anda bisa," tanya Ichlasul. Bibit langsung menjawab bahwa ia bisa sangar apabila situasi membutuhkan. "Tanya saja sama staf-staf saya. Anda belum tahu saja kalau saya marah," ujar Bibit yang langsung disambung dengan tawa. Bibit yang menghabiskan karir di bidang intelejen dan pendidikan selama di kepolisian itu mengaku akan mengutamakan fungsi represif yang tegas jika ia memimpin KPK. Ia mengatakan, KPK dibentuk untuk memberantas korupsi karena aparat penegak hukum yang ada saat ini dinilai belum mampu. Karena itu, lanjut dia, KPK harus berani menjadi pendobrak. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007