Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Uni Eropa melakukan kerja sama dalam memberantas terorisme dengan mengadakan sebuah lokakarya yang turut didukung oleh UNODC (United Nation Office on Drugs and Crime/Badan PBB untuk Obat-obatan dan Kejahatan). Lokakarya bertajuk Legal Implementation of the Universal Framework against Terorism, Combating Cyber Terrorism, and on Rehabilitation Programs (Implementasi pada Kerangka Hukum Universal untuk Memerangi Terorisme serta Cyber Terorisme dan Program Rehabilitasi) tersebut diselenggarakan selama dua hari di Hotel Mandarin Jakarta. "Dalam lokakarya ini terdapat tiga agenda pembahasan yaitu pada masalah kerangka hukum yang berhubungan dengan terorisme, penggunaan internet dalam terorisme serta program rehabiltasi untuk para teroris," kata juru bicara Deplu Desra Percaya di Hotel Mandarin Jakarta, Selasa. Berbagai ahli dari Indonesia serta Uni Eropa, kata dia, akan berbicara dan berbagi pengetahuannya dalam lokakarya ini. Juga para penegak hukum yang bergerak dalam bidang pemberantasan terorisme turut menjadi peserta dalam acara ini. "Lokakarya ini juga merupakan forum untuk pertukaran pengalaman dan pelatihan di bidang implementasi instrumen hukum internasional tentang terorisme," ujarnya. Selain itu, katanya, lokakarya ini juga akan membahas kerjasama lebih lanjut termasuk bantuan dan kerjasama teknis di mana Uni Eropa dan negara-negara anggotanya juga UNODC dapat memberikan kontribusi. "Secara kongkret kita ingin menghasilkan sebuah kesepakatan antara Indonesia dan Uni Eropa untuk melakukan kerja sama lebih lanjut dalam penanganan `counter terorism`," kata dia. Yang lain adalah, lanjut Desra, kerjasama dalam bentuk peningkatan kapasitas untuk para penegak hukum, seperti pemahaman mengenai kerangka hukum dan implementasi di lapangan mengenai penanganan terorisme itu sendiri. Sementara itu, wakil dari Uni Eropa Joaquim Lemos mengatakan, terorisme adalah tantangan global yang membutuhkan perhatian dari banyak pihak. "Uni Eropa sangat senang membantu Indonesia untuk melawan terorisme dan akan memberikan bantuan sebanyak-banyaknya. Di samping itu, Uni Eropa juga akan belajar dari Indonesia yang memiliki banyak pengalaman menghadapi permasalahan terorisme di negaranya sendiri," kata dia. Lemos juga berharap dapat belajar dari Indonesia mengenai program rehabilitasi terhadap para teroris, karena dianggap sebagai salah satu negara model yang cukup berhasil mengimplementasikan program tersebut. "Pada akhirnya saya ingin sekali dapat menyampaikan hasil lokakarya ini kepada seluruh masyarakat Eropa lainnya," tambahnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007