London (ANTARA News) - Para bintang rock, yang terkenal dengan gaya hidupnya yang sangat lekat dengan minuman keras dan obat terlarang, memiliki kemungkinan yang kuat untuk mati muda ketimbang orang lainnya. Suatu pengkajian atas lebih dari 1.000 orang, terutama para artis Inggris dan Amerika Utara, yang merentang dari era Elvis Presley hingga ke masa rapper Eminem, menemukan mereka dua atau tiga kali lebih mungkin untuk mengalami kematian dini daripada penduduk umumnya. Antara tahun 1956 hingga 2005, terjadi 100 kematian di kalangan 1.064 musisi yang diteliti para periset di Pusat Kesehatan Masyarakat Universitas John Moores Liverpool. Seperti halnya Elvis Presley, mereka yang meninggal dunia sebelum mencapai usia tua, antara lain penyanyi Doors, Jim Morrison, maestro gitar Jimi Hendrix, bintang T Rex, Marc Boland dan pentolan Nirvana, Kurt Cobain. Lebih dari 25 persen kematian tersebut terkait erat dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan minuman yang mengandung alkohol, kata pengkajian itu dalam Jurnal Epidemial Community Health, seperti dilaporkan Reuters. "Jurnal itu dengan jelas melukiskan para bintang pop dan rock yang menghadapi risiko besar mengalami kematian akibat narkoba dan alkohol," ujar Mark Bellis, peneliti utama dalam pengkajian itu. Dikatakannya pengkajiannya mempertanyakan ketepatan memanfaatkan para bintang rock untuk menyampaikan berbagai pesan, seperti dalam kampanye anti-narkoba bila gaya hidup mereka sendiri begitu berbahaya. "Dalam industri musik, berbagai faktor seperti stres, perubahan dari popularitas ke kondisi tak terkenal, keterpaparan terhadap lingkungan dimana minuman keras dan narkoba tersedia dengan mudah, kesemua itu dapat memberikan kontribusi kepada penggunaan berbagai zat serta tingkah laku yang merusak diri sendiri," kata laporan itu. Risiko lima tahun pertama Ditemukan bahwa para musisi paling besar menghadapi risiko pada lima tahun pertama setelah mencapai ketenaran, dengan angka kematian tiga lebih tinggi daripada angka normal. Hendrix, Bon Scott dari AC DC dan rocker punk Sid Vicious semuanya menemui ajalnya dalam tempo lima tahun setelah mencapai masa jayanya, tutur Bellis. Di antara para artis Inggris risiko kematian tetap tinggi sampai sekitar 25 tahun setelah keberhasilan pertama mereka, ketika mereka kembali mendekati usia harapan hidup normal. Itu menjadi pertanda baik bagi para rocker yang masih hidup sampai usia manula, seperti Roger Daltery yang berusia 63 tahun dari The Who, yang terkenal untuk pertama kalinya menyatakan "I Hope I die Before I get old" lewat lagu "My Generation" pada 1965. Namun demikian, kecenderungan ini tak ditemukan di Amerika Utara, tempat para rocker gaek memiliki kemungkinan dua kali lebih mungkin untuk mengalami kematian dini, terutama akibat serangan jantung dan stroke. Bintang Amerika Jerry Garcia dari Grateful Dead, Carl Wilson dari Beach Boys dan Johnny Ramone dari Ramones, semuanya meninggal dunia pada usia 50 tahunan. Menurut hemat Bellis, angka kematian yang tinggi di kalangan musisi tua Amerika dapat dikaitkan dengan keinginan yang lebih besar di benua itu untuk untuk menggelar tur reuni, sehingga membuat mereka menjalani gaya hidup "rock `n` roll" yang tak sehat selama beberapa tahun lagi. Kematian mereka bisa jadi juga diakibatkan prospek medis yang rendah pada para mantan bintang pop Amerika yang miskin dan tak memiliki asuransi kesehatan, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007