Sydney (ANTARA News) - Pertemuan pejabat senior Indonesia dan Amerika Serikat (AS) di sela berlangsungnya forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney, Selasa, hanya membahas isu-isu APEC 2007 dan tidak terkait secara langsung dengan rencana tentatif pertemuan bilateral presiden kedua negara. "Pertemuan tadi itu biasa dilakukan dalam forum APEC dan bersifat koordinatif saja untuk melihat isu-isu yang berkembang di APEC ini, seperti isu `sharing` (berbagi) sampel virus flu burung, REI (integrasi ekonomi regional), dan Putaran Doha," kata seorang anggota delegasi Indonesia kepada ANTARA di Sydney, Selasa. Dalam pertemuan itu, delegasi AS menyambut baik inisiatif Indonesia yang kembali mengirim sampel-sampel virus flu burung ke laboratorium Organisasi Kesehatan Dunia. Namun anggota delegasi RI itu mengatakan beberapa isu APEC yang dibicarakan para pejabat senior kedua negara di sela kegiatan APEC tersebut "bisa saja" disinggung oleh kedua kepala negara jika rencana pertemuan mereka yang masih bersifat tentatif itu akhirnya jadi dilakukan. Ditemui secara terpisah, Deputi Menko Perekonomian Bidang Pembiayaan dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Mahendra Siregar, juga menegaskan, pertemuan pejabat senior Indonesia dan AS di sela kegiatan APEC di Sydney, Selasa ini hanya membahas "substansi APEC". Bagi Indonesia, bagaimana pun AS tetap sangat penting dan merupakan pasar yang besar, katanya. Perihal pertemuan bilateral Presiden Yudhoyono dengan sejumlah pemimpin ekonomi lain selama KTT ke-15 di Sydney pada 8-9 September itu, informasi yang beredar di kalangan wartawan Indonesia peliput APEC Sydney menyebutkan, sejauh ini Presiden Yudhoyono direncanakan bertemu dengan Presiden Bush yang disebut-sebut akan berlangsung pada 9 September. Jika pertemuan bilateral Presiden Yudhoyono dan Bush di sela-sela KTT APEC itu jadi, maka itu merupakan pertemuan kedua mereka setelah di Istana Bogor 20 November 2006. Belum diketahui isu-isu apa saja yang akan dibahas kedua kepala negara di Sydney ini, namun dalam pertemuan di Istana Bogor tahun lalu, Presiden Yudhoyono dan Bush sempat mengeluarkan pernyataan bersama ketika kedua pemimpin menyampaikan solidaritas mereka untuk memberantas terorisme. Presiden Yudhoyono dalam pertemuan di Istana Bogor itu mengatakan Amerika Serikat (AS) berkomitmen membantu Indonesia mengembangkan sumber energi alternatif (biofuel) dan memberantas ancaman wabah flu burung. Dalam kerja sama di bidang pendidikan, AS juga berkomitmen melanjutkan bantuannya dalam pembangunan sektor pendidikan yang menjadi bagian penting dari agenda nasional Indonesia. Sementara itu, dalam perkembangan lain, Presiden Bush dan rombongan delegasi AS untuk KTT APEC 2007 dijadwalkan tiba di Sydney, Selasa malam. Pengamanan terhadap kota Sydney yang melibatkan ribuan anggota kepolisian dan angkatan bersenjata Australia itu semakin diperketat menjelang tibanya Bush di tengah bayang-bayang aksi protes dari berbagai kelompok, termasuk Koalisi anti Bush. Dalam pernyataannya bertajuk "Stop Bush, Dump Howard" itu, dua aktivis gerakan ini, Emma Clancy dan Simon Cunich, mengatakan mereka terus bersiap diri untuk melakukan aksi protes mereka terhadap invasi AS ke Irak dan Afghanistan. "Protes itu juga dimaksudkan untuk mengimbau aksi darurat bagi penghentian kerusakan lingkungan dan penghormatan atas hak-hak pekerja," kata mereka. Dalam perkembangan lain, Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer mengatakan, ada kemungkinan pihaknya menandatangani kesepakatan penjualan uranium untuk tujuan damai dengan Rusia ketika Presiden Vladimir Putin mengunjungi Sydney untuk menghadiri KTT APEC. Sebelumnya Australia juga telah memutuskan untuk memulai pengapalan uranium ke India dengan syarat para inspektur keamanan nuklir negara itu diizinkan untuk mengecek pemakaian uranium tersebut benar-benar hanya untuk tujuan damai dan pembangkit listrik. Forum kerja sama ekonomi itu kini beranggotakan Indonesia, Australia, AS, Brunei, Kanada, Cili, RRC, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini , Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand, dan Vietnam itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007