Mereka menilai pertumbuhan pariwisata Indonesia empat kali lebih tinggi dibanding pertumbuhan regional dan global. Data memang membuktikan klaim tersebut
Jakarta (ANTARA News) - Pariwisata Indonesia tercatat menduduki peringkat ke-9 dunia dari sisi pertumbuhannya bahkan nomor tiga di kawasan Asia dan peringkat teratas di antara negara-negara anggota ASEAN.

"Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia nomor tiga dan ASEAN nomor satu," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pada laporan pencapaian kinerja 4 Tahun Jokowi-JK yang mengusung tema “Membangun Manusia Indonesia Menuju Negara Maju” di Ruang Serba Guna Gedung 3, Kementerian Sekretariat Negara (Sekneg), Jakarta, Selasa.

Bahkan, pihaknya memantau perusahaan media di Inggris The Telegraph mencatat Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat. 

“Mereka menilai pertumbuhan pariwisata Indonesia empat kali lebih tinggi dibanding pertumbuhan regional dan global. Data memang membuktikan klaim tersebut,” kata Menpar Arief Yahya.

Pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25,68 persen, sedangkan industri plesiran di kawasan ASEAN hanya tumbuh 7 persen dan di dunia hanya 6 persen. 

Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia menurut World Economy Forum (WEF) juga menunjukkan perkembangan menggembirakan.  Menurut mereka, peringkat Indonesia naik 8 poin dari 50 di 2015 ke peringkat 42 pada 2017.

Menpar Arief Yahya melanjutkan, pada 2017 pertumbuhan sektor pariwisata melaju pesat 22 persen menempati peringkat kedua setelah Vietnam (29 persen). 

Di tahun yang sama rata-rata pertumbuhan sektor pariwisata di dunia 6,4 persen dan 7 persen di ASEAN. "Pariwisata Vietnam tumbuh lebih baik mencapai 29 persen karena melakukan banyak deregulasi. Sedangkan Malaysia tumbuh 4 persen, begitu pula Thailand," lanjut Menpar Arief Yahya.

Sementara itu, sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak 2015 dari 12,2 miliar dolar AS, 2016 menjadi 13,6 miliar dolar AS dan 2017 naik lagi menjadi 15 miliar dolar AS. 
Tahun 2018 sektor pariwisata ditargetkan mampu meraup devisa 17 miliar dolar AS dan 20 miliar dolar AS pada 2020. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) juga tercatat naik siginifikan sepanjang 2015 - 2017. 

Pada 2015 sebanyak 9,7 juta, tahun 2016 menjadi 11,5 juta dan tahun 2017 sebanyak 14 juta. Pertumbuhan total kunjungan wisman Indonesia tahun 2017 sebesar 22 persen lebih tinggi daripada regional ASEAN (7 persen) dan dunia (6,4 persen). 

Sampai  Agustus 2018, jumlah wisman mencapai 10,58 juta dari 17 juta yang ditargetkan. "Wisatawan nusantara juga terus naik. Sejak tahun 2015 sebanyak 255 juta, tahun 2016 berkembang lagi menjadi 264 juta, dan tahun 2017 meningkat lagi menjadi 271 juta," kata Menpar Arief Yahya.
Ia menambahkan hal itu sudah menjadi komitmen sektor pariwisata untuk menyumbang devisa nomor 1 mengalahkan sektor perekonomian lain dengan proyeksi nilai sebesar 20 miliar dolar AS pada 2019. 

Ranking Index Pariwisata Indonesia yang disampaikan oleh WTTC, secara konsisten mengalami kenaikan, dari ranking 70 pada 2013, melonjak tajam ke ranking 50 pada 2015, dan naik ke ranking 42 pada 2017.

“Pariwisata Indonesia secara konsisten terus meraih penghargaan di level internasional, di antaranya adalah 46 penghargaan di 22 negara di tahun 2016, 27 penghargaan di 13 negara di tahun 2017, dan 31 penghargaan di 9 negara sampai kwartal 3 di tahun 2018,” ujar Menpar Arief Yahya.

Pada kesempatan yang sama hadir pula Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Acara tersebut dipimpin oleh Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko dan Moderator Ahmad Erani Yustika.

Baca juga: Menpar: Pertumbuhan pariwisata Indonesia tertinggi ke-9 di dunia
 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018