Beijing (ANTARA News) - Ketua MPR Hidayat Nurwahid bersama sejumlah anggota MPR mengunjungi China dalam rangka memenuhi undangan Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) Jia Qinglin yang tahun lalu berkunjung ke Indonesia. "Kunjungan saya ke China bersama sejumlah anggota untuk memenuhi undangan Ketua CPPCC yang tahun lalu datang ke Indonesia dan menyempatkan diri berkunjung ke MPR," kata Hidayat Nurwahid, di Beijing, Rabu. Menurut Hidayat, kunjungan balasan tersebut dilakukan dalam upaya mempererat hubungan antarparlemen kedua negara, di samping melakukan tukar pikiran mengenai perkembangan demokrasi di masing-masing negara. "Kunjungan balasan saya dalam konteks hubungan antarnegara tentu penting dalam mejaga etika-etika hubungan politik," katanya. Dalam era demokratisasi sebagai sesuatu hal yang nomor satu, katanya, pola hubungan antarnegara perlu diperkuat antara lain dengan hubungan antarparlemen kedua negara. Ia menegaskan ada beberapa hal yang perlu ditegaskan dalam hal demokrasi, yakni selain prinsip untuk saling menguatkan hubungan antarparlemen, juga prinsip untuk saling menghormati tentang kekhasan sistem parlemen di masing-masing negara. "Kedua negara masing-masing memiliki kekhasan sistem parlemen dan itu harus kita hormati bersama," katanya. Semua negara, tambahnya, bisa melaksanakan demokrasi dengan cara yang dikelola oleh masing-masing negara. Ia menekankan sangat penting dalam konteks demokrasi Indonesia mengenai adanya wacana pengkajian dan pembahasan konstitusi, ternyata di China melakukan amandemen bukanlah sesuatu hal yang tabu dan bisa dilakukan setiap tahun. "China ternyata bisa melakukan amandemen setiap tahun, apabila dinilai memang diperlukan dan bukan sesuatu yang tabu," kata Nurwahid. Satu hal kunci adalah bagaimana Indonesia bisa mendudukkan konstitusi pada posisi yang proporsional, sehingga pembahasan tentang amandemen UU, pembahasan tentang perbaikan UU, bukan sesuatu yang kontroversi. "Tapi terpenting adalah bagaimana menghadirkan sesuatu yang bertanggung jawab untuk selanjutnya menghadirkan peningkatan kualitas berkonstitusi dan berkualitas negara," tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007