Singapura (ANTARA News) - Harga minyak di perdagangan Asia, Rabu, naik menjelang pengumuman laporan mingguan stok minyak di Amerika Serikat (AS), di mana para pelaku pasar memperkirakan adanya penurunan dalam cadangan, kata para pialang pasar modal. Harga minyak masih dipengaruhi oleh ancaman dari puncak musim topan badai pada September ini di Samudera Atlantik, kata mereka, seperti dilaporkan AFP. Pada pukul 11.15 waktu Singapura (03.15 GMT), kontrak utama New York untuk minyak mentah light sweet pengiriman Oktober, naik 10 sen menjadi 75,18 dolar AS per barel dibandingkan 75,08 dolar pada penutupan Selasa malam di AS. Minyak Brent Laut Utara untuk pengiriman Oktober naik tujuh sen menjadi 73,99 dolar. "Alasan kenaikan adalah karena statistik," kata Tony Nunan, dari bisnis minyak internasional Mitsubishi Corp di Tokyo. "Sebagian besar orang merasa akan terjadi penurunan (cadangan) dan kami juga memantau badai yang mencapai kategori lima," katanya mengacu pada kategori Topan Dean dan Felix. Felix pada Selasa, menyisakan kerusakan di Nikaragua, dan menewaskan sedikitnya empat orang dan menghancurkan 5.000 rumah. Sementara topan Dean, pertama tahun ini, menyebabkan 30 orang tewas saat melewati Karibia dan Meksiko. Nunan mengatakan, Dean dan Felix mengingatkan pasar bahwa September adalah puncak musim topan di Atlantik -- dan kilang-kilang AS bisa terancam jika badai dengan kategori lima mengarah ke wilayah tersebut. "Selalu masih ada peluang badai mengarah ke Pantai Teluk AS," kata Nunan. "Kami hanya mempunyai dua (topan) dan keduanya masuk kategori lima," katanya. Pasar juga mengikuti komentar-komentar dari menteri energi Qatar yang Selasa, mengatakan, tidak ada rencana bagi OPEC menaikkan produksi minyak mentahnya dalam pertemuan di Wina pekan depan. "Tidak ada kenaikan produksi ketika suplai dan permintaan seimbang dan pasar tidak mengalami kekurangan pasokan," kata Abdullah bin Hamad al-Attiyah di Doha. Ketika ditanya mengenai permintaan dari 12 anggota kartel minyak untuk menaikkan produksi, Attiyah mengatakan, OPEC harus bertindak hati-hati mengambil langkah tersebut. "Dalam kontak kami dengan para konsumen, kami tidak melihat tekanan untuk menaikkan produksi dan itu tidak dibutuhkan pasar," tambah Attiyah. Nunan mengatakan, komentar Attiyah itu dibaca pasar bahwa tidak akan ada perubahan dalam kuota produksi OPEC. "Pasar memastikan bahwa OPEC tidak akan melakukan perubahan apapun," katanya. Dalam pertemuan rutinya di bulan Maret 2007, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk mempertahankan kuota produksi resminya sebesar 25,8 juta barel per hari (bph). (*)

Copyright © ANTARA 2007