Jakarta (ANTARA News) - Perumahan Lippo Karawaci terpilih menjadi tempat studi banding bagi para walikota, gubernur se-Indonesia, serta beberapa perwakilan negara-negara sahabat yang akan berkunjung ke perumahan itu pada Oktober 2007 untuk meninjau masalah pengelolaan sanitasi, daur ulang sampah, kompos, pengolahan air minum) dan pengolahan air limbah. "Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) memilih Lippo Karawaci sebagai pusat studi banding untuk masalah sanitasi dan hal-hal terkait tersebut. Ini membuktikan kualitas infrastruktur kawasan dan lingkungan perumahan Lippo Karawaci belum ada tandingannya dibandingkan dengan lokasi lain," kata "Head of Corporate Communications" PT.Lippo Karawaci, Tbk, Danang Kemayan Jati di Jakarta, Rabu. Dia mengatakan bahwa majalah keuangan Euromoney yang berbasis di London, Inggris pada tahun 2005 juga memilih Lippo Karawaci sebagai "The Best Developer" di Indonesia sekaligus masuk dalam urutan 10 besar pengembang terbaik se-Asia Pasifik. Pada kesempatan yang sama, "Water & Sanitation Senior Assistant Manager" Lippo Karawaci, Cornelia Retno S, mengatakan bahwa Lippo Karawaci sejak awal masa pengembangannya tahun 1993 telah menerapkan konsep pengembangan berwawasan lingkungan. Antara lain, kata dia, adanya penyediaan fasilitas flood retention (pencegahan banjir), sistem pembuangan air yang tertata baik, peraturan penataan bangunan yang ketat dengan maksimal luas bangunan hanya 60 persen dari luas lahan yang dimiliki pembeli, serta area komersial yang terpisah dari kawasan pemukiman. Dikatakan bahwa beberapa angka indikator kualitas lingkungan seperti tingkat suhu, kebisingan, debu, dan karbon dioksida juga menunjukkan tingkat yang rendah di perumahan Lippo Karawaci dibandingkan perumahan lainnya. Sementara itu, Direktur PT. Lippo Karawaci,Tbk Norita Alex mengatakan bahwa keunggulan pengelolaan lingkungan dan sanitasi di perumahan tersebut merupakan salah satu kunci daya tarik bagi para pembeli produk properti Lippo Karawaci. Dikatakan bahwa produk terbaru Lippo Karawaci yakni kawasan perumahan eksklusif "Kavling Golf Estate" ternyata hanya dalam tempo sebulan telah terjual sekitar 68 persen, kendati harga yang dipatok lumayan tinggi, berkisar antara Rp2,5 miliar hingga Rp10 miliar per unit. Dikatakan Norita, sebanyak 50 persen pembeli Kavling Golf Estate memilih membayar dengan tunai keras, 38 persen dengan cara pembayaran tunai bertahap, dan sisanya (12 persen) menggunakan kredit pemilikan rumah (KPR). (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007