Jakarta (ANTARA News) - Rencana penawaran saham perdana kepada publik (initial public offering - IPO) sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2008 akan berjalan sesuai rencana, karena sudah menjadi kesepakatan dan tekad Pemerintah dan DPR serta diharapkan dapat memberikan manfaat optimal bagi BUMN itu sendiri. "Hanya masalah `timing`-nya (waktu) saja, di mana dalam kaitan itu Pemerintah akan memonitor kondisi bursa," kata Executive Vice President PT Treasure Fund Investama (TFI), Budi Purwanto, kepada ANTARA di Jakarta, Kamis. Budi mengemukakan hal itu terkait akan dilaksanakannya seminar "Prospek IPO BUMN" atas kerjasama TFI dengan Dana Pensiun LKBN ANTARA pada 7 September 2007 di Jakarta, dengan menampilkan pembicara dari Kementerian Negara BUMN dan BEJ. Seminar yang akan dihadiri sekitar 60 peserta dari kalangan Dana Pensiun itu diselenggarakan dalam rangka merespons pernyataan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil yang mengemukakan akan adanya IPO 16 BUMN pada 2008 sebagai upaya untuk menyehatkan kinerja keuangan perusahaan yang juga bisa menambah pemasukan bagi APBN. Budi lebih lanjut menjelaskan saat ini pasar modal sedang berkonsolidasi setelah terkena imbas krisis "subprime mortgage" yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Pasar, lanjutnya, kini masih menunggu respons tindakan The Fed (Bank Sentral AS) pada 18 September nanti. Diperkirakan The Fed akan mengambil tindakan moderat untuk mencegah timbulnya resesi, namun tidak mem-"bail out" kerugian investor besar. "Fundamental ekonomi Indonesia sendiri cukup kuat. Analisis fundamental dan teknikal memberikan optimisme serta memperlihatkan bahwa BEJ tetap prospektif pada 2007/2008," kata salah satu pimpinan perusahaan manager investasi ini. Budi menilai, pasar konsisten memberikan apresiasi terhadap saham-saham dengan fundamental yang kuat serta "floating share" (pergerakan saham) yang besar seperti saham BUMN dan saham-saham "blue chip" (unggulan) lain dalam Indeks LQ45. Dalam kaitan itu, menurut dia, PT TFI akan meluncurkan Exchange Traded Fund (ETF) Indeks LQ45 sebagai alternatif produk investasi yang akan memberikan kemudahan bagi investor untuk berinvestasi dalam saham-saham blue chip. TFI telah menyerahkan seluruh persyaratan dokumen yang diperlukan kepada Bapepam, dan diharapkan produk ETF bisa diluncurkan secepatnya yang sekaligus akan menjadi ETF pertama di Indonesia. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007