Trenggalek (ANTARA News) - Tiga orang siswa SMA Negeri 1 Trenggalek, Jawa Timur, berhasil mengembangkan obat pembasmi hama dengan bahan dasar daun srikaya. Kreativitas ketiga siswa SMA Negeri 1 Trenggalek, yakni Citrina Rakhmaningrum kelas II IPA-1, Maretta Laksmi Mahanani (II IPA-2), dan Dita Setiati (II IPA-1) itu, menjadi salah satu nominator dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA se-Jawa dan Bali yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (Unesa). "Penelitian kami bertiga ini berawal dari maraknya obat-obatan pembasmi serangga yang berbahaya bagi kesehatan manusia, sampai-sampai pemerintah melarang peredaran obat pembasmi serangga tersebut," kata Citrina saat ditemui di SMA Negeri 1 Trenggalek, Kamis. Kemudian secara tidak sengaja, Citrina mencoba melakukan penelitian terhadap kegunaan daun srikaya yang tumbuh subur di halaman rumahnya di Desa Surodakan, Trenggalek. Ia pun mengajak kedua temannya, Laksmi dan Dita. "Srikaya belum banyak diketahui manfaatnya oleh masyarakat, kecuali hanya sebatas memanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi. Padahal sebenarnya, daun srikaya dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati," katanya menjelaskan didampingi guru pembinanya, Twina Riyadin. Ia memaparkan, pada daun srikaya terdapat kandungan bahan aktif berupa alkaloid tipe asporfin (anonain), acetogenin, dan resin yang bekerja sebagai racun perut dan racun kontak terhadap serangga. Selain itu, daun srikaya juga memiliki sifat insektisida, repellent dan antifeedan senyawa kimia "annonain" dan "resin" yang dapat membunuh hama dan serangga jenis tertentu. Agar daun srikaya dapat bekerja secara maksimal, maka ketiga siswa tersebut mencampurnya dengan daun serai, tembakau rajangan, dan deterjen. "Daun serai itu mengandung 49 persen silika yang bisa menyebabkan desikasi pada tubuh serangga, sehingga apabila serangga terluka maka akan terus kehilangan cairan tubuhnya," katanya menjelaskan. Sedang lima persen dari berat tembakau adalah nikotin yang merupakan racun syaraf manjur (potent nerve poison). Sementara deterjen adalah bahan pencuci pakaian yang ternyata memiliki kemampuan meluruhkan lapisan lilin yang dimiliki serangga, sehingga mempermudah proses pelarutan racun ke dalam tubuh serangga. "Dalam kadar rendah, deterjen tidak berbahaya bagi manusia dan kandungan kimia deterjen tidak akan terkumpul pada konsumen akhir," kata Maretta menambahkan. Awalnya, ketiga siswi SMA Negeri 1 Trenggalek itu melakukan ujicoba di rumah mereka masing-masing. Terbukti bahan nabati ramuannya itu berfungsi efektif sebagai insektisida yang mampu membunuh beberapa jenis serangga. "Dengan bahan dasar yang murah dan mudah didapat itu, nantinya insektisida nabati ini bisa dimanfaatkan para petani yang sekarang ini mengeluhkan tingginya harga obat-obatan pembasmi serangga," kata Dita berharap.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007