Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal dan mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Saifullah Yusuf, di Jakarta, Kamis, diangkat menjadi komisaris PT Danareksa dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). "Semua yang kita angkat menjadi komisaris itu karena kompetensi dan nilai tambah yang bisa mereka berikan ke BUMN. Anda lihat orang dari komisaris itu, baik pejabat BUMN, pemerintah, ekonom, tokoh masyarakat kemudian orang-orang yang punya pengalaman di bidang yg bersangkutan," kata Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, usai melantik 20 direktur dan 11 komisaris baru pada 10 BUMN. Ke-10 BUMN tersebut, antara lain, PT Kawasan Industri Makassar, PT LENB Industri, PT Kereta Api Indonesia, PT Industri Kereta Api, PTPN X, PTPN VIII, PT Danareksa, PT Energy Management Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines dan Perum Bulog, di Jakarta, Kamis. Hadir pula direksi dan komisaris baru dari PT Kliring berjangka Indonesia, Perum Sarana Pengembangan Usaha, PT INALUM, PT BRIB Tbk, dan PT Kimia Farma Tbk yang telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham perusahaan masing-masing. Sofyan membantah pengangkatan Dino dan Saifullah merupakan upaya "bagi-bagi" jabatan. "Dino dianggap mampu, dia itu seorang ahli diplomasi dan kemudian bahwa Danareksa punya program yang bagus, misalnya bagaimana menciptakan `private equity fund`. Network internasional menjadi sangat penting,"ujarnya. Sedangkan Gus Ipul (panggilan akrab Saifullah Yusuf) dianggap cocok menjadi komisaris BRI karena jabatan sebelumnya sebagai Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. "Dia `concern` sekali tentang kesejahteraan di pedesaan,pembangunan pedesaan dan BRI kita tahu bahwa sebagian besar bisnisnya di pedesaan. Oleh sebab itu, Gus Ipul masuk di situ akan menciptakan nilai sendiri,"tambahnya. Menurut dia, komisaris sebuah bank tidak harus bankir namun juga diperlukan ahli sosiologi, ahli pembangunan pedesaan, bahkan tokoh masyarakat. Selain Dino, pejabat lainnya yang diangkat menjadi komisaris BUMN PT Danareksa adalah Mohammad Ihsan yang saat ini menjabat Staf Ahli Menko Perekonomian. "Apa bedanya Dino dengan Ihsan? Dino kebetulan juru bicara presiden. Tapi dia itu pejabat negara," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007