Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan, kalangan pengusaha asal Rusia dapat meningkatkan investasi di Indonesia untuk makin mempererat hubungan bilateral kedua negara, menyusul terus membaiknya iklim investasi di tanah air. "Peluang usaha di Indonesia makin terbuka, selain pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang besar, dan potensi pasar yang meningkat," kata Presiden Yudhoyono, saat membuka Forum Kerjasama Bisnis Indonesia-Rusia, di Hotel Ritz Carlton, Kamis sore. Pada acara yang diprakarsai Kamar Dagang dan Industri (Kadin) kedua negara itu, Presiden Republik Federasi Rusia Vladimir Putin juga memberi sambutan, selain Ketua Kadin Indonesia Mohammad S Hidayat, dan Wakil Ketua Kadin Rusia Goergy G. Petrov. Menurut Presiden, fundamental ekonomi Indonesia sudah makin kuat, terutama sejak diundangkannya UU Investasi yang bisa mendorong iklim kondusif untuk melakukan investasi. "Hubungan ekonomi Indonesia-Rusia terus berkembang di bidang perdagangan, dan telah mencapai pertumbuhan positif. Jika pada 2006 nilai perdagangan sekitar 700 juta dolar AS, maka dalam waktu dekat diharapkan bisa mencapai satu miliar dolar AS," ujarnya. Presiden Yudhoyono mengatakan, meski saat ini nilai investasi Rusia di Indonesia masih tergolong kecil dibanding negara-negara lainnya, tetapi telah ada komitmen yang jelas untuk meningkatkannya apalagi telah ada kesepakatan kerjasama di bidang perminyakan, gas, pertambangan. Pada kesempatan itu, kedua kepala negara menyaksikan langsung penandantangan empat kerjasama antara lain, PT Pertamina dengan Luk Oil, PT Aneka Tambang dan Russal, PT Bank Mandiri dengan Alfa Bank. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sambutannya mengatakan, dalam lima tahun terakhir nilai perdagangan kedua negara terus meningkat. Vladimir mengakui, nilai perdagangan relatif masih kecil namun dari sisi volume pada 2007 telah meningkat 65 persen dibanding tahun 2006," kata Putin. "Meskipun intensitas kerjasama kedua negara di bidang ekonomi dan perdagangan masih jauh dari prestasi di bidang politik, namun kami (Putin dan Presiden Yudhoyono, red) telah membahas sejumlah peluang kerjasama agar segara diambil langkah konkritnya," kata Putin. Sejalan dengan itu, Putin juga berharap Indonesia terus meningkatkan investasi di Rusia, negara yang masuk dalam 10 ekonomi terbesar di dunia. "Dalam tujuh bulan tahun ini, PNB (produk nasional bruto) Rusia meningkat 7,9 persen, dan cadangan devisa Rusia mencapai 400 miliar dolar AS atau ketiga terbesar di dunia," kata Putin. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Mohammad S. Hidayat, dalam sambutannya mengatakan, forum bisnis antar Kadin kedua negara merupakan jembatan memperkokoh kemitraan ke dua negara. "Kalangan dunia usaha lah yang sebenarnya menjadi motor penggerak kemitraan ekonomi dari dua negara itu. Indonesia telah menyiapkan kelompok-kelompok usaha seperti migas, tambang dan energi, perbankan, asuransi dan pariwisata untuk menangkap peluang-peluang investasi dari Rusia," ujar Hidayat. Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Rusia, Goergy G. Petrov mengatakan perlindungan penanaman modal atau investasi merupakan salah satu dasar untuk masuknya perusahaan-perusahaan Rusia ke Indonesia. "Nilai kontrak kerjasama yang ditandatangani saat ini mencapai 4 miliar dolar AS, dan tidak tertutup kemungkinan jika program-program investasi itu sukses maka pda tahun depan nilai kerjasama bisa mencapai 7-8 miliar," ujar Petrov. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007