Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengungkapkan, Pemerintah Rusia berminat untuk mengembangkan kerjasama energi dengan Indonesia. "Indonesia sangat membutuhkan kerjasama di bidang teknologi, infrastruktur dan energi listrik serta telekomunikasi dari Rusia. Dan mereka ingin sekali bekerjasama di bidang itu," katanya, usai bertemu Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin di Jakarta, Kamis malam. Jusuf Kalla mengatakan, Rusia sangat maju dalam teknologi termasuk penggunaan energi nuklir sebagai tenaga listrik. Selain itu, Rusia juga sangat maju dalam hal telekomunikasi dan transportasi. Namun, semua itu membutuhkan mineral dan energi. "Ini yang coba ingin dikembangkan bersama antara RI dan Rusia, apalagi kita memiliki banyak kandungan mineral," ungkap Wapres. Dalam kunjungan balasan Presiden Putin ke Indonesia Kamis (6/9) ditandatangani delapan kesepakatan kerjasama antara RI-Rusia. Delapan kerjasama itu, pertama, kerja sama antara Badan Pemeriksa Keuangan dengan Rusia dalam hal audit yang ditandatangani Ketua BPK, Anwar Nasution dan timpalannya dari Rusia S.V. Stephasin. Kedua kerjasama bidang pengurangan dampak negatif pada lingkungan yang ditandatangani Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar dan timpalannya dari Rusia K.B. Pulikopsky. Ketiga, nota kesepahaman (MoU) antara kedua negara di bidang olahraga dan latihan fisik yang ditandatangani Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga, Adhyaksa Dault dan timpalannya dari Rusia V.A. Fetisov. Keempat, kesepakatan di bidang pemajuan dan perlindungan investasi di Indonesia yang ditandatangani oleh Ketua BKPM Mohammad Lutfi dan dari Rusia V.G Savalyev. Kelima, nota kesepahaman (MoU) kerja sama di bidang upaya mengatasi terorisme yang ditandatangani Dirjen Amerika dan Eropa Deplu, Eddi Hariyadi dan timpalannya dari Rusia A.Losyukov. Keenam, kesepakatan di bidang perpanjangan pinjaman negara kepada pemerintah RI yang ditandatangani Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmar Waluyanto dan timpalannya dari Rusia A.A. Storchak. Ketujuh, kerjasama kebudayaan dan sinematografi periode 2008-2010 yang ditandatangani Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar dan Dubes Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov. Sedangkan terakhir, kerjasama di bidang prosedur teknis penempatan dan pengelolaan anggaran kredit negara yang ditandatangani Dirjen Pengelolaan Hutang Depkeu, Rahmar Waluyanto dan timpalannya dari Rusia A.A. Storchak.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007