Jakarta (ANTARA News) - Hubungan Indonesia-Malaysia membutuhkan manajemen yang baik karena sifatnya yang selalu naik turun. "Hubungan diplomatik antara Indonesia-Malaysia mengalami berbagai fase yang berbeda-beda. Hubungan diplomatik kedua negara yang dimulai pada tahun 1957 mengalami fase yang sangat tidak stabil pada periode 1957 hingga 1967," kata Direktur Asia Timur dan Pasifik Deplu RI, Yuri Thamrin dalam diskusi bertema `Menimbang Hubungan Indonesia-Malaysia` di CDCC (Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisation) Jakarta, Kamis. Pada periode itu, katanya, kedua negara tidak memiliki pemimpin negara yang mempunyai hubungan personal baik dan sedang memasuki masa penjajakan hubungan. "Sedangkan pada periode 1967 hingga 1980, hubungan RI-Malaysia mengalami fase yang sangat harmonis. Hal itu terjadi karena kedua pemimpin negara pada masa itu memiliki hubungan personal yang amat baik," kata dia. Pada masa ini, lanjut dia, dari tahun 2003 hingga sekarang, Indonesia sedang berusaha terus mengelola hubungan antar dua negara yang banyak sekali mendapatkan tantangan setelah dari tahun 1981 terus bersaing untuk eksis di dunia internasional. "Malaysia dan Indonesia adalah dua negara yang mau tidak mau harus belajar untuk saling menyesuaikan diri dan terus membina hubungan, karena seperti kata pepatah kita bisa memilih teman tetapi tidak bisa memilih tetangga kita," ujar dia. Dan pada kenyataannya, ujarnya, Indonesia dan Malaysia adalah negara bertetangga yang sama-sama tinggal dalam satu kawasan Asia Tenggara. "Berbagai permasalahan yang terus terjadi antara dua negara seperti masalah batas maritim, tenaga kerja Indonesia di Malaysia, masalah lingkungan hidup seperti asap dan `illegal logging` (pembalakan liar) ataupun pemberitaan media tentang istilah `indon` untuk menyebut orang Indonesia memerlukan manajemen penyelesaian yang baik," kata dia. Hubungan dan kerja sama yang baik antara Indonesia dan Malaysia, ujarnya akan lebih menguntungkan kedua belah pihak juga pada stabilitas regional. "Merupakan tantangan bagi kedua negara untuk menyelesaikan permasalahan RI-Malaysia ini, dan sudah saatnya media Malaysia menggambarkan Indonesia yang sebenar-benarnya kepada publik Malaysia," katanya. Merajut hubungan yang baik antara kedua negara, ujar dia, dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya melalui para pelajar yang belajar di masing-masing negara. Dengan adanya tukar pengalaman ataupun pengetahuan antarpelajar dapat dibangun saling pengertian di antara generasi muda kedua negara. "Permasalahan TKI yang selalu menjadi batu pengganjal juga harus diselesaikan secara domestik terlebih dahulu di dalam negeri, karena yang paling penting adalah adanya kerja yang sinergis antara instansi yang terkait untuk mengurusi masalah TKI itu," tambahnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007