Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN mengungkapkan, Jumat, dana hasil penawaran umum perdana (IPO) saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak untuk menutupi kekurangan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). "Proceed (dana IPO) yang diperoleh akan masuk ke perusahaan untuk dijadikan sebagai dana pengembangan," kata Asisten Menteri BUMN bidang Privatisasi, Antonius, dalam Seminar Prospek IPO BUMN di Jakarta, Jumat. Menurut Antonius, pada 2008 mendatang pemerintah akan melakukan privatisasi 16 BUMN, dimana tujuh BUMN melalui IPO dan sembilan BUMN dengan `Strategic Sales` (divestasi). "Tujuh BUMN yang akan diprivatisasi melalui IPO seluruh dana yang diperoleh seluruhnya akan masuk perusahaan, namun untuk penjualan `strategic sales` akan masuk ke APBN," tambahnya. Dikatakannya, masuknya dana IPO ke perusahaan ini akan memberi nilai tambah kepada investor bahwa BUMN yang akan IPO ini akan memperoleh tambahan dana untuk mengembangkan usahanya (investasi), memperbaiki leverage dan mengurangi beban biaya. Antonius mengungkapkan ke-16 BUMN yang akan diprivatisasi pada 2008 itu adalah PT Asuransi Jasa Indonesia (IPO), PT Krakatau Steel (IPO), PT Bank Tabungan Negara (IPO), PT Semen Baturaja (IPO), PT Sucofindo (IPO), PT Surveyor Indonesia (IPO), PT Waskita Karya (IPO), PT Djakarta Lloyd (divestasi), PT Sarinah (divestasi), PT Industri Sandang (divestasi), PT Sarana Karya (divestasi), PT NTI (divestasi), PT JIEP (divestasi), PT SIER (divestasi), Rekayasa Industri (divestasi) dan PT Bank Bukopin (divestasi). Data privitasi BUMN ini masih belum final dan masih bisa berubah, tambahnya. Sementara untuk tahun ini pemerintah telah merencanakan melakukan privitisasi sebanyak 14 BUMN, dimana satu sudah selesai, dua tinggal pelaksanaan IPO dan 11 BUMN belum mendapat persetujuan dari DPR. BUMN yang telah selesai proses privatisasi adalah Bank BNI, sedangkan PT Jasa Marga dan PT Wijaya Karya tinggal menunggu waktu IPO-nya saja. Sementara 11 BUMN yang belum mendapat persetujuan DPR adalah PT Garuda, PT Merpati, PT IGLAS, PT Cambrics Primissima, PT PNM, PT Intirub, Kertas Blabak, Kertas Basuki Rahmat, PT Atmindo, PT PPLI dan PT JIHD. (*)

Copyright © ANTARA 2007