Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Jumat sore, naik hingga berada di bawah level Rp9.400 per dolar AS, karena pelaku membeli rupiah sambil menunggu keluarnya data ekonomi AS. Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp9.397/9.398 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.413/9.419 per dolar AS atau naik 16 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar optimis kasus gagal bayar kredit perumahan AS menghambat pertumbuhan ekonominya. Pelaku melihat situasi ini berspekulasi membeli rupiah, ujarnya. Rupiah sebelumnya sempat kembali menyentuh level Rp9.400 per dolar AS, namun munculnya kembali minat beli itu mendorong rupiah kembali menguat hingga di posisi Rp9.397 per dolar AS. Kondisi ini, lanjut dia, juga memicu bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi dan mengantisipasi inflasi yang cenderung meningkat. "Kami optimis The Fed akan segera menurunkan suku bunga The Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,00 persen dari sebelumnya 5,25 persen," katanya. Ia mengatakan, rupiah kemungkinan akan kembali menguat melihat potensi pasar yang cenderung mendukung dan masuknya kembali investor asing menginvestasikan dananya di pasar domestik baik dalam jangka pendek maupun panjang. Apalagi laporan BKPM menunjukkan minat investasi asing di pasar domestik meningkat, katanya. Namun kenaikan rupiah masih sulit diterka apakah akan berlanjut, karena belum muncul faktor pendukung yang kuat untuk mendorongnya. Bahkan penurunan The Federal Fund Rate oleh The Fed juga tidak begitu signifikana kepada rupiah, tuturnya. Ia mengatakan, rupiah yang dinilai aman apabila berada di level antara Rp9.200 sampai Rp9.400 per dolar AS seiring dengan belumnya faktor kuat dari pasar eksternal maupun internal. "Kami memperkirakan rupiah masih tetap berada dalam kisaran yang menyempit," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007