Jakarta, (ANTARA News) - Bahana TCW Investment Management menilai tekanan terhadap pasar keuangan di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia pada kuartal keempat 2018 berangsur mereda.

"Hal itu tampak dari arus modal yang kembali masuk ke pasar obligasi maupun saham," ujar Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Sepanjang pekan lalu, lanjut dia, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp1,3 triliun di pasar saham. Sementara di pasar obligasi sebesar Rp5,86 triliun.

Ia menilai arus modal asing yang kembali masuk itu disebabkan sentimen investor terhadap negara berkembang mulai membaik dan valuasi pasar yang dinilai sudah murah.

"Investor masih yakin akan fundamental ekonomi Indonesia yang stabil. Meski terseret sentimen negatif, sebagai negara berkembang, Indonesia menunjukkan indikator ekonomi yang relatif kuat," katanya.

Ia menambahkan penerimaan pajak hingga September 2018 yang tumbuh 17 persen, menunjukkan pemerintah masih mampu membiayai anggaran negara secara internal.

"Di samping itu, data domestik seperti penjualan mobil dan motor juga membaik. Kredit perbankan hingga September 2018 tumbuh 12,6 persen yoy," paparnya.

Secara valuasi, lanjut Budi Hikmat, pasar keuangan Indonesia juga telah dianggap murah, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah terkoreksi 7,07 persen sejak awal tahun ini. Sementara yield obligasi mencapai 8,29 persen per tahun.

"Koreksi di pasar saham yang cukup dalam membuat valuasi IHSG dan obligasi menjadi menarik. Investor pun mulai kembali untuk masuk," katanya.

Baca juga: OJK nilai tekanan pasar keuangan hanya sementara

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018