Dengan sinergi ini kita perlu memutus permasalahan kekeringan tahunan yang melanda Gunung Kidul
Yogyakarta, (ANTARA News) - Program yang disebut "Wakaf Sumur" digagas lembaga kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul guna mengatasi bencana kekeringan yang masih terjadi di kabupaten itu.

"Kami menjalin kerja sama untuk program kemanusiaan, khususnya dalam mengatasi bencana kekeringan yang masih terjadi di kabupaten itu dengan program itu," kata Kepala Cabang ACT DIY Agus Budi Hariyadi melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa,

Baca juga: ACT-MRI salurkan air bersih ke Gunung Kidul

Ia mengatakan bahwa beberapa program unggulan yang sering dilakukan lembaganya di Gunungkidul adalah "Wakaf Sumur" dan memasok air untuk mengatasi masalah kekeringan.

"Sampai dengan bulan Oktober 2018, ada sebanyak 15 titik 'Wakaf Sumur' berupa sumur bor yang dibangun oleh Global Wakaf-ACT DIY sebagai solusi jangka panjang mengatasi kekeringan," katanya.
 

Agus mengatakan program-program kemanusiaan yang dilaksanakan tersebut bisa lebih maksimal dengan sinergi yang dijalin bersama Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.

Menurut Agus, kendati pada Senin (5/11) malam beberapa titik di Gunung Kidul telah diguyur hujan seperti di Kecamatan Girisubo, hujan yang baru sekali terjadi itu belum dapat mengisi sumber-sumber mata air yang telah mengering.

"Dengan sinergi ini kita perlu memutus permasalahan kekeringan tahunan yang melanda Gunung Kidul," kata dia.

Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Badingah mengungkapkan terima kasih kepada ACT yang turut membantu permasalahan kekeringan di wilayahnya.

Dengan kerja sama yang terjalin dengan ACT, Badingah berharap dapat bersama-sama menyejahterakan masyarakat Gunung Kidul, serta melakukan program secara berkelanjutan.

"Terima kasih atas program dari ACT berupa sumur bor, droping air bersih dan lain-lain, harapan kami semoga ACT bersama Pemerintah Gunungkidul dapat bersama-sama mensejahterakan masyarakat Gunung Kidul," kata Badingah.

Baca juga: ACT dirikan Akademi Relawan Indonesia di Yogyakarta

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018