Gresik (ANTARA News) - Jakarta sudah saatnya memiliki prasarana berupa terowongan bawah tanah dalam (Multi Purpose Deep Tunnel/MPDT) yang memiliki berbagai fungsi untuk mengatasi permasalahan di kota tersebut. Menurut Dr Ir Firdaus Ali, MSc anggota Bidang Teknik Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI dalam seminar di Gresik, Sabtu, sistem MPDT sangat mendesak untuk menjadikan di kota Jakarta terbebas dari permasalahan klasik seperti kemacetan lalulintas, krisis air bersih, pencemaran sungai, dan banjir. "Masalah masalah tersebut telah menimbulkan kerugian yang sangat besar," kata Firdaus dalam seminar yang diselenggarakan PT Indopipe itu. Misalnya ketika banjir besar di Jakarta tahun 2007, kerugian langsung mencapai Rp5,2 triliun, sementara dampak tidak langsung sekitar Rp3,6 triliun. Setidaknya ada enam fungsi dari MPDT, yaitu untuk mengatasi kemacetan lalulintas, pengendalian banjir, perbaikan sanitasi lingkungan, mengatasi masalah kekurangan air bersih, mengurangi eksploitasi air tanah, dan penyediaan utility shaft. Sejumlah kota di dunia, termasuk Kuala Lumpur sudah dilengkapi dengan sistem terowongan multi guna tersebut. Firdaus memaparkan, MPDT untuk Jakarta perlu dibangun sepanjang 17 kilometer dari sekitar Cawang hingga ke Teluk Jakarta. MPDT yang berada 15 meter di bawah muka tanah tersebut berdiameter sekitar 12 meter. Di dalamnya terdapat dua tingkat jalur jalan untuk lalulintas, saluran air, saluran limbah, dan utility shaft di bagian teratas yang dapat digunakan tempat kabel listrik, telpon dan sebagainya. "Lahan di atas permukaan Jakarta sangat terbatas, oleh sebab itu kita harus memanfaatkan ruang di bawah tanah," kata Firdaus yang meraih PhD bidang Enviromental Engineering di University of Wisconsin AS itu. Pembangunan MPDT dilakukan di bawah bantaran sungai atau jalan raya sehingga tidak ada masalah soal pembebasan lahan. Menurut Firdaus, biaya pembangunan MPDT tersebut sekitar Rp17 triliun. Dengan Keberadaan MPDT, katanya, maka masa depan lingkungan Jakarta akan bisa terselamatkan, Termasuk juga dalam mengatasi pencemaran sungai sungai di Jakarta yang merupakan bahan baku air minum.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007