Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri hingga akhir rapat kerja nasional (Rakernas) II PDI-P belum memberikan jawaban tentang kesediaannya untuk ditetapkan sebagai calon presiden (Capres) pada Pemilu Presiden 2009. "Saya akan memberikan jawaban, Insya Allah sesuai dengan apa yang ada di hati sanubari anda," katanya saat menyampaikan pidato penutupan di hadapan para peserta Rakernas II PDI-P di Jakarta, Minggu. Hal ini disampaikan Mega menanggapi hasil Rakernas II PDI-P poin 22 yang menegaskan untuk mencalonkan dan meminta kesediaan Ketua Umum PDI-P tersebut untuk ditetapkan sebagai calon presiden guna mengawal komitmen bangsa terhadap Pancasila, UUD 1945, kebhinekaan, dan keutuhan NKRI. Mega mengatakan, dirinya akan terlebih dahulu bertanya kepada pemimpin besar yaitu Presiden Soekarno yang merupakan ayahnya. "Saya mau tanya pemimpin besar saya dulu," sambil menujuk foto Bung Karno yang terpampang besar di ruang Rakernas. Ia menambahkan, pernyataan tersebut jangan disalahartikan sebagai tindakan yang bersifat supranatural tetapi adalah hal yang wajar bila seseorang bertanya kepada bapaknya meski telah tiada. Megawati mengatakan, sangat mudah untuk menjadi seorang presiden tetapi sulit untuk menjadi seorang pemimpin. "Kalau mau jadi presiden gampang karena dipilih setiap lima tahun. Kalau pemimpin, dia harus berpikir panjang ke arah masa depan dan memiliki visioner atas apa yang dapat diberikan untuk rakyatnya," katanya. Ia mengatakan kepada peserta rapat untuk menunggu jawaban atas keputusan Rakernas itu dan menegaskan bahwa pemimpin bukan hanya milik PDI-P tetapi harus menjadi milik rakyat dan bangsa. "Jadi, ayo kerja keras. Kita yakinkan sebagai bagian dari keluarga bangsa," kata Megawati. 22 rekomendasi Sementara itu, pada akhir Rakernas II PDI-P terdapat 22 poin rekomendasi yang dibacakan oleh Sekretaris Jendral PDI-P Pramono Anung. Melalui evaluasi selama Rakernas II, direkomendasikan berbagai hal sebagai berikut. Pertama, Rakernas II menilai kedaulatan politik, ekonomi, dan budaya saat ini menghadapi ancaman sangat serius. Kedua, PDI-P mengkhawatirkan menguatnya pragmatisme politik yang tidak dilandasi oleh ideologi. Ketiga, Rakernas PDI-P menilai bahwa selama 2,5 tahun berjalan pemerintah telah gagal memenuhi janji perubahan. "Meningkatnya APBN tiga tahun terakhir tidak diikuti dengan meningkatnya kualitas kehidupan dan ekonomi bangsa," kata Pranomo. Butir keempat menyatakan, Rakernas II PDI-P menilai pemerintah telah gagal mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok. Sedangkan dalam butir kelima, Rakernas menilai pemerintah belum berhasil meningkatkan harkat dan martabat rakyat kecil khususnya buruh, petani, dan nelayan. Rekomendasi keenam dan ketujuh dari Rakernas yang berlangsung selama dua hari itu yaitu merekomendasikan untuk mengkaji ulang strategi pengentasan kemiskinan, dan menilai pemerintah belum berhasil menciptakan iklim investasi yang sehat dan kompetetaif yang didasari oleh kepentingan nasional. "Butir kedelapan Rakernas II PDI-P, mendekatkan penguatan diplomasi internasional untuk melindungi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Butir kesembilan, Rakernas berketetapan untuk menjadikan dirinya sebagai rumah besar kaum nasionalis," kata Pramono. Kemudian, rekomendasi kesepuluh hingga kedua belas adalah pembahasan paket RUU Politik harus dalam kerangka memperkuat demokrasi Indonesia untuk memajukan pemerintahan yang efektif, kebijakan pemekaran wilayah harus didasarkan pada percepatan kesejahteraan masyarakat dan bukan didasarkan pada pandangan primordialisme, dan memerintahkan seluruh struktural partai agar mendirikan posko kemajuan rakyat. Selain itu, butir ketigabelas hingga kelima belas Rakernas juga merekomendasikan upaya pemberantasan korupsi, pemerintah harus serius menanggapi perubahan iklim global, dan menghormati keputusan Mahkamah Konsititusi terkait dengan diperbolehkannya calon perseorangan. Pramono mengatakan, butir keenambelas rekomendasi tersebut yaitu mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyusun rencana pembangunan di Indonesia. Butir ketujuhbelas dari rekomendasi tersebut yaitu PDI-P akan berusaha meningkatkan kesadaran berideologi keterampilan politik dan organisasi serta meningkatkan kualitas dan disiplin partai. Sedangkan butir kedelapanbelas dan kesembilan belas menyebutkan, PDI-P memutuskan agar seluruh kader partai melaksanakan program KTA (Kartu Tanda Anggota), kemudian memerintahkan seluruh kader partai untuk mengedepankan program pemberdayaan masyarakat. Tiga butir terakhir yaitu keduapuluh hingga keduapuluhdua, adalah mengembangkan organisasi sayap partai, menolak berbagai bentuk praktik uang, dan menegaskan kembali keputusan Rakernas I untuk mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai Capres pada tahun 2009.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007