Harapan keluarga, mendapatkan doa dari teman-teman, kedua ada kejelasan penyebab kecelakaan ini dan ketiga ada perbaikan sehingga tidak terulang lagi hal yang seperti ini.
Blitar (ANTARA News) - Keluarga Tri Haska Hafidzi, salah seorang korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Desa Darungan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berharap agar manajemen lebih memerhatikan keselamatan penumpang dan selalu rutin melakukan perbaikan, demi mencegah kecelakaan terulang.

"Harapan keluarga, mendapatkan doa dari teman-teman, kedua ada kejelasan penyebab kecelakaan ini dan ketiga ada perbaikan sehingga tidak terulang lagi hal yang seperti ini," kata Kurniadi Ikhwan, kakak dari Tri Haska Hafidzi di Blitar, kemarin.

Pihaknya sudah cukup terpukul dengan meninggalnya sang adik saat menumpang di pesawat Lion Air JT 610 yang mengalami kecelakaan tersebut. Kelurga sudah mencari tahu termasuk memberikan sampel untuk tes, guna memastikan apakah korban ada atau tidak.

Menurut Kurniadi, sebenarnya awal diberi informasi terdapat kesesuaian ciri fisik, namun dari Tim DVI Polri (Disaster Victim Identification Kepolisian Republik Indonesia) masih menunggu hasil resmi, hingga akhirnya bisa dipastikan bahwa jenazah yang ditemukan itu adalah adiknya.

"Ada ciri fisik yang sesuai, tapi dari tim belum menentukan. Akhirnya menunggu kemarin baru ada resmi itu benar adik kami. Untuk sampelnya, dari darah ibu dan air liur anaknya," kata Kurniadi.

Jenazah Tri Haska Hafidzi diantarkan oleh tim dari Lion Air, Jumat. Sejumlah rekan korban dari kantor pajak juga datang ikut menyampaikan duka cita. Jenazah korban diberangkatkan dari Bandara Halim Perdana Kusuma dengan pesawat.

Keluarga langsung menyambut jenazah korban di Desa Darungan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, dengan isak tangis. Bahkan, ibunda korban juga hampir pingsan saat peti jenazah putranya itu diangkut menuju ke rumah. Mereka masih sangat sedih dengan meninggalnya Tri.

Setelah beberapa saat di dalam rumah duka, akhirnya jenazah dibawa menuju ke tempat pemakaman umum (TPU) di desanya itu. Keluarga serta para tetangga juga mengantarkan jenazah almarhum ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Sementara itu, perwakilan dari Manajemen Lion Air Panca Susilo mengatakan, dirinya memang diminta perusahaan untuk mengantarkan jenazah ke rumah duka sekaligus mengucapkan ikut duka cita pada keluarga. Hal ini sebagai bentuk pertanggungjawaban dari perusahaan.

"Dari Lion Air melakukan serah terima jenazah ke keluarga yang disaksikan dari kanwil. Jadi, kami hanya mengawal dan memastikan untuk mengantar jenazah ke keluarga dan dapat terlayani dengan baik. Untuk uang duka dan keperluannya sudah diserahkan saat di Jakarta," kata Panca.

Pihaknya menambahkan, dari manajemen kepada keluarga memberikan uang duka sebanyak Rp25 juta, uang bagasi Rp50 juta dan santunan Rp1,25 miliar, yang diberikan lewat rekening yang sudah dilaporkan terlebih dahulu.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018