Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi PDI Perjuangan di Komisi I DPR, Andreas H Pareira, di Jakarta, Minggu malam, menilai aturan protokoler pada pertemuan APEC, terkesan sama saja dengan tata krama di Gedung Putih, yang kelihatannya melecehkan RI. Ia mengatakan itu kepada ANTARA, menanggapi penempatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di deretan belakang pada sesi foto acara pembukaan APEC, sementara PM Malaysia, Sultan Brunai Darussalam dan Presiden Filipina di depannya. Andreas Pareira setuju dengan pernilaian pers dan para pengamat, kondisi ini menunjukkan Australia tak sensitif terhadap hubungan antara negara tetangga (RI-Malaysia) yang masih belum normal, karena pemukulan kasus wasit karate Donald Luther Kolopita. Begitu pula dengan pengaturan kedatangan Presiden Yudhoyono ke tempat Presiden AS George W Bush, meski sebetulnya pihak Amerika yang minta jumpa Presiden RI. Andreas Pareira ikut mempertanyakan kenapa justru kepala negara RI ini datang ke Hotel Intercontinental, tempat Presiden George W Bush menginap. "Protokoler pertemuan APEC begitu pun dengan protokoler Gedung Putih mungkin sedang menguji, apakah bangsa Indonesia yang diwakili presidennya masih sadar atau tidak akan martabatnya sebagai bangsa besar," tambahnya. Ternyata, lanjut Andreas Pareira, bisa saja ada kesan, presiden kita tidak menyadari dirinya mewakili bangsa yang dianggap sebagai `leader` di Asia Tenggara. "Kita perlu memberi tahu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu belajar dari Bung Karno yang menunggu John F Kennedy di depan pintu Istana Negara, bukan menjemput di bawah tangga, ketika Presiden AS itu berkunjung ke Jakarta," ungkapnya. Lebih dari itu, menurut Andreas Pareira, memang sudah saatnya protokoler hubungan luar negeri antar kepala negara ditata ulang. "Sebab, ini merupakan cerminan kepiawaian diplomasi dalam menjaga martabat bangsa di mata internasional," tukasnya lagi. Yang terjadi saat ini di beberapa kegiatan protokoler internasional, posisi Indonesia seperti tidak percaya diri (PD). (*)

Copyright © ANTARA 2007