Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore melemah tipis karena pelaku berspekulasi membeli dolar AS sambil menunggu diumumkannya indikator ekonomi AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun tipis tujuh poin menjadi Rp9.405/9.410 per dolar AS dibanding pentupan hari sebelumnya Rp9.398/9.407 per dolar AS. Direktur Retail Banking PTT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, rupiah tetap berada dalam kisaran sempit, karena Bank Indonesia (BI) tetap menjaga mata uang lokal itu. Selain itu juga masih belum ada faktor segar yang bisa mendorong kedua mata uang itu bergejolak, katanya. Menurut dia, rupiah kemungkinan bisa bergerak naik pada pekan depan, apabila bank sentral AS (The Fed) yang menurut rencana akan menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Masalahnya bukan The Fed menurunkan suku bunga, tapi likuiditas di pasar cenderung menurun, katanya. Ia mengatakan, karena kebijakan The Fed dan bank sentral Eropa mencairkan dananya di pasar merupakan langkah positif agar pasar lebih likuid. Meski demikian, pasar masih belum menunjukkan likuiditasnya, karena berbagai faktor khususnya indikator ekonomi AS dan penurunan suku bunga AS belum terjadi, ucapnya. Rupiah, menurut dia memang berpeluang untuk menguat yang didukung pula oleh masuknya investor asing ke pasar menginvestasikan dananya baik dalam jangka pendek maupun panjang. Apabila laporan BKPM menyebutkan bahwa investasi asing di dalam negeri meningkat, ucapnya. Ia mengatakan, aktifitas pasar saat ini kurang bergairah, karena pelaku masih memfokuskan perhatiannya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka AS yang akan dilakukan minggu depan. Pelaku mengkhawatirkan indikator ekonomi AS cenderung akan menurun dibanding periode sebelumnya, katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007