Jakarta (ANTARA News) - Burung hantu memiliki telinga asimetris di mana telinga kanan lebih tinggi dibandingkan telinga kirinya, hal ini membuat burung hantu lebih peka terhadap sumber bunyi dan menjadi modal utama untuk berburu mangsa.

"Pendengaran menjadi alat utama burung hantu untjk berburu, dengan telinga asimetris tersebut dia bisa mengukur jarak mangsanya," kata peneliti LIPI Hidayat Ashari di Jakarta, Jumat.

Selain telinganya, mata burung hantu juga menjadi indra penunjang untuk berburu mangsa. Hidayat mengatakan mata burung hantu dapat melihat dalam kegelapan.

Sayapnya memiliki gerigi halus seperti sisir yang berfungsi memecah aliran udara sehingga burung hantu dapat terbang tanpa terdengar.

Burung hantu juga memiliki cakar yang dua jarinya berlawanan, dua di depan dan dua di belakang, hal ini untuk memudahkan mereka mencengkram mangsanya.

Baca juga: Fakta menarik tentang burung hantu

Ada dua suku burung hantu yaitu burung-hantu gudang (Tytonidae) dan suku burung hantu sejati (Strigidae). Hidayat mengatakan suku Tytonidae biasanya memangsa mamalia kecil seperti tikus, sementara suku Strigidae memakan insekta.

"Burung hantu memakan mangsanya bulat-bulat, kemudian serelah beberapa saat kemudian dia muntahkan kembali tulang dan juga bulu mangsanya dalam bentuk pelet," kata dia.

Saat ini diperkirakan ada 54 jenis burung hantu di Indonesia, di mana 16 jenis telah masuk daftar hewan yang dilindungi.

Baca juga: Burung hantu seharusnya bukan untuk dipelihara
Baca juga: Kaitan tikus dengan mengapa burung hantu harus dilestarikan

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018