Medan (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa Universitas Sumatra Utara (USU) menggelar aksi unjuk rasa, Rabu, meminta rektor bertanggungjawab atas kekerasan terhadap mahasiswa oleh sekuriti USU saat unjuk rasa menuntut pembatalan kenaikan SPP Koordinator aksi, Anshor, ketika menyampaikan orasinya mengatakan kekerasan di USU semakin menjadi mode menghiasi kampus itu. Masih segar diingatkan, kata dia, saat aksi penikaman dan pemukulan terhadap mahasiswa yang terjadi tahun 2003 serta penyerangan terhadap sekretariat "Suara USU Pers" tahun 2005, namun semuanya tidak pernah terungkap siapa pelakunya. Kemarin tanggal 11 september 2007, kampus USU kembali diwarnai aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekuriti USU terhadap mahasiswa yang sedang melakukan aksi damai penolakan kenaikan SPP, sehingga mengakibatkan banyak mahasiswa mengalami luka-luka, katanya di depan biro rektor USU. Sebelumnya aksi tersebut dilakukan dengan cara mendatangi gedung Fakultas Hukum, Fakultas Sastra, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Teknik serta mengajak mahasiswa yang ada di keempat fakultas itu untuk ikut menyuarakan kepada Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri itu agar bertanggung jawab terhadap kekerasan yang terjadi di USU. Para pengunjukrasa juga membawa spanduk yang bertuliskan antara lain "USU Tempat Pembinaan Bukan Tempat Pembinasaan", "Rektor Harus Bertanggungjawab Atas Kekerasan yang Terjadi di USU", "Tolak Kenaikan SPP D3". Setelah melakukan aksi selama dua jam di depan biro rektor USU, massa akhirnya membubarkan diri setelah tidak seorang pun petinggi rektorat yang berkenan menemui mereka. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa USU, Aulia Rahman, mengatakan kekerasan yang terjadi tersebut merupakan sebuah bentuk penindasan terhadap mahasiswa dan tidak dapat diterima dengan akal sehat. Aulia menyebutkan, kenaikan SPP untuk program Diploma III cukup tinggi dan benar-benar mengejutkan mahasiswa. Jika biasanya untuk D3 Sastra hanya membayar Rp750 ribu/tahun membengkak menjadi Rp2,5 juta/tahun, D3 MIPA dari Rp1,2 juta menjadi Rp2,5 juta. Mahasiswa D3 PAAP dari Rp1,2 juta menjadi Rp2 juta, D3 FISIP dari Rp1 juta menjadi Rp3 juta, D3 Keperawatan dari Rp1 juta menjadi Rp4 juta/tahun. Kenaikan SPP dengan dalih subsidi silang dan peningkatan sarana dan prasarana kampus dinilai hanya menjadikan program D3 sebagai proyek penyangga kebutuhan keuangan program S1.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007