Bengkulu (ANTARA News) - Ribuan warga yang berdomisili di tepi pantai di kota Bengkulu berhamburan keluar rumah dan berebut jalan ke lokasi yang lebih tinggi, ketika gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter mengguncang kawasan tersebut pada, Rabu petang pukul 18:10 WIB. ANTARA News dari Bengkulu melaporkan sebagian besar warga yang panik itu memenuhi jalan gelap di kota Bengkulu menuju kawasan yang lebih tinggi, guna mencari tempat pengungsian yang lebih aman. Listrik langsung padam saat terjadi guncangan terbesar setelah gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter terjadi pada tahun 2000 di Bengkulu. Sejumlah ruas jalan di kota Bengkulu mengalami retak-retak, gedung-gedung kantor banyak yang rusak. Teriakan "Allahu Akbar", "Aku tidak mau mati sekarang", berbaur dengan tangisan wanita dan anak mewarnai gerak mereka ke arah kantor gubernur yang letaknya lebih tinggi. Saat ini terdapat sekitar 2000-3000 warga yang mengungsi. Jaringan telpon di beberapa bagian di kota Bengkulu masih mengalami gangguan bahkan jaringan telpon seluler sempat tidak bisa berfungsi. Analis Stasiun Klimatologi KL II Pulau Baai Rudi Wahyu Hidayat menyampaikan peringatan tsunami kepada warga setelah Sirine peringatan tsunami berbunyi dan meminta warga tidak kembali ke rumah masing-masing sampai kondisi dinyatakan aman. Dua alat peringatan tsunami (Tsunami Warning System) dari lima yang direncanakan beserta 200 sirine telah terpasang di wilayah pantai Bengkulu. Koordinator BMG Bengkulu Adjat Sudarajat menyatakan mendengar sirine itu berbunyi. Namun hingga satu jam setelah peringatan berbunyi, tsunami yang dikhawatirkan banyak warga tidak terjadi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007