Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan draf perjanjian kerja sama pertahanan (defence cooperation agreement) dan ekstradisi antara Indonesia dan Singapura belum final atau mencapai kesepakatan meski pemerintah Singapura dikabarkan telah mulai meratifikasi perjanjian tersebut dengan parlemennya. Menteri Pertahanan (Menhan) menegaskan, di Jakarta, Kamis, hingga saat ini rancangan perjanjian pertahanan dan ekstradisi belum diratifikasi di DPR yang berarti belum ada kesepakatan dalam perjanjian tersebut. "Saya tidak tahu bagaimana mereka (pemerintah Singapura) mengurusnya, tetapi sepanjang kita ketahui kedua perjanjian itu satu paket diajukan ke masing-masing parlemen," katanya yang ditemui setelah menjadi pembicara dalam seminar pra pendidikan ketahanan nasional untuk pemuda. Sementara, pemerintah Singapura dikabarkan sedang meratifikasi perjanjian tersebut sambil menunggu proses ratifikasi di Indonesia. Juwono mengatakan meski pemerintah Singapura sedang meratifikasi perjanjian tersebut, Indonesia masih menganggap perjanjian tersebut belum mencapai kesepakatan. "Kalau yang diajukan ke Singapura saya tidak tahu apakah itu draft mereka, kalau draft mereka untuk mereka dan parlemennya, tetapi bukan untuk kita," katanya. Saat ini, katanya, pemerintah sedang menunggu DPR untuk melakukan ratifikasi terhadap perjanjian yang ditandatangani di Istana Tampak Siring, Bali, April 2007. "Sekarang kita tunggu saja teman-teman di DPR apakah sepakat melalui badan musyawarah (Bamus) melaksanakan proses ratifikasi dalam satu paket," katanya. Sementara itu, hingga saat ini DPR belum meratifikasi perjanjian pertahanan dan ekstradisi antara Indonesia dan Singapura. DPR menolak untuk meratifikasi jika tidak dilakukan perbaikan dalam aturan pelaksanaannya. Komisi I DPR meminta pemerintah untuk tegas tentang aturan pelaksanaan (implementing agreement/IA) dalam perjanjian kerjasama pertahanan (DCA) antara Indonesia dan Singapura. Selain itu, pemerintah Indonesia juga belum mencapai kesepakatan mengenai area latihan Bravo dengan pemerintah Singapura.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007