Selain potensi panas bumi, Pulau Flores juga mempunyai potensi pengembangan EBT dari arus laut serta panas matahari yang dapat membantu masalah kelistrikan di daerah itu
Kupang, (ANTARA News) - Perusahaan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) "Hivos" (Humanis Institute for Cooperation with Developing Countries) menargetkan mulai mengembangkan potensi panas bumi (geothermal) di Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2019.

"Kami membantu pengembangan energi baru terbarukan di NTT guna mendukung 100 persen energi baru terbarukan pada tahun 2025 nanti," kata  Direktur Hivos Asia Tenggara Biranchi Upadhyaya di Kupang, Rabu.

Hivos merupakan sebuah lembaga pembangunan internasional yang mengupayakan solusi baru isu-isu global. Kegiatan lembaga itu mengembangkan 100 persen energi terbarukan yang berkelanjutan.

Di Indonesia Hivos saat ini bekerja sama dengan Kementerian ESDM serta Bappenas.

Ia mengatakan pihaknya selama ini sudah meneliti potensi panas bumi di Pulau Flores. Apalagi kegiatan itu didukung pemerintah pusat yang sudah menunjuk Flores sebagai pulau panas bumi.

"Flores adalah pulau yang potensi panas buminya sangat banyak, dan sudah pasti akan kami kembangkan untuk energi terbarukan," ujar dia.
 

Selain potensi panas bumi, Pulau Flores juga mempunyai potensi pengembangan EBT dari arus laut serta panas matahari yang dapat membantu masalah kelistrikan di daerah itu.

Saat ini, kata Biranchi, pihaknya masih fokus untuk mengembangkan energi baru terbarukan di Pulau Sumba, dan program yang dikembangkan adalah program yang disebut dengan "Sumba Iconic Island".

Terkait apakah EBT dikembangkan juga selain di NTT, Biranchi mengaku bahwa satu-satunya proyek yang dilakukan adalah hanya di provinsi berbasis kepulauan itu.

"Kami kekurangan anggaran sehingga, saat ini kami hanya bisa kembangkan di NTT saja," ujar dia.

Baca juga: PLN uji PLTU Ropa di Pulau Flores

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018