Yang kami uji dalam latihan hari ini adalah bagaimana sistem itu berjalan yang disebut dengan interoperability, putusan komando dari atas ke bawah, ke samping itu semuanya bisa menerima dengan satu komando."
Situbondo (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, Latihan Bantuan Tembakan Terpadu TNI 2018 di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, untuk membangun sistem "interoperability" yang baik antar angkatan untuk melaksanakan serangan.

"Yang kami uji dalam latihan hari ini adalah bagaimana sistem itu berjalan yang disebut dengan interoperability, putusan komando dari atas ke bawah, ke samping itu semuanya bisa menerima dengan satu komando," kata Panglima TNI usai menyaksikan latihan tempur itu di Situbondo, Jawa Timur, Rabu. 

Menurut Panglima, semua pelaksanaan latihan sudah berjalan dengan baik dengan memaksimalkan satu komando dari tiga angkatan. Masing-masing Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

"Semua bisa berjalan satu komando. Tidak mudah satukan tiga kekuatan, kekuatan laut, udara dan darat. Semua berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan," ucap Hadi.

Mantau Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini menambahkan sistem dalam latihan tempur itu berjalan baik. 

"Artinya interoperability yang diawaki oleh komlek, komunikasi dan elektronika semuanya bisa berjalan walaupun masih ada hal-hal yang perlu kita evaluasi," katanya. 

Sasaran yang ingin dicapai dalam latihan ini, lanjut Panglima TNI, menyatukan kekuatan tiga matra dalam satu operasi tembakan.

"Kekuatan laut, udara dan darat dalam hal ini adalah tembakan. Itu adalah tes yang pertama kita uji," ucapnya. 

Dalam kunjungan kerja, Panglima TNI didampingi oleh tiga kepala staf angkatan, yakni KSAD Jenderal TNI Mulyono, KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji dan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna serta Jenderal TNI Andika Perkasa yang baru dilantik menjadi KSAD. 

Latihan ini digelar selama dua hari yakni pada tanggal 27-28 November 2018 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.

Pelaksanaan latihan ini ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme, kemampuan dan keterampilan prajurit TNI dalam melaksanakan prosedur bantuan tembakan sehingga memliki kemampuan yang andal dalam menggunakan sarana bantuan tembakan yang tersedia untuk mendukung tugas Komando Gabungan TNI. 

Selain itu, dalam latihan tersebut juga akan diujikan efektifitas dan akurasi senjata yang dimiliki TNI baik dari darat dengan sejumlah senjata alat berat, dari laut bantuan tembakan dari KRI, dan dari bantuan tembakan dari udara pada satu titik koordinat yang telah ditentukan.

Sedangkan sasaran latihan tersebut antara lain mampu dalam pelaksanaan tembakan sesuai prosedur dengan tepat dan aman, mampu melaksanakan prosedur mekanisme kerja koordinasi bantuan tembakan, mampu koordinasi tentang penggunaan senjata bantuan dari masing-masing matra, mampu koordinasi tentang penggunaan ruang udara dan mampu ciptakan daya tempur maksimal pada suatu operasi tempur

Pada Latihan Bantuan Tembakan Terpadu TNI 2018 mengangkat tema "Satuan Bantuan Tembakan Komando Gabungan TNI Menyelenggarakan Bantuan Tembakan Untuk Mendukung Keamanan Militer Guna Keberhasilan Tugas Operasi Komando Gabungan TNl Dalam Rangka Operasi Militer Perang".

Unsur yang terlibat sebanyak 1.427 prajurit TNI terdiri dari pelaku 440 prajurit TNI AD, 469 prajurit TNI AL, 193 prajurit TNI AU dan 75 prajurit Satkomplek TNI serta 250 personel penyelengara. 

Sedangkan AIutsista yang dikerahkan antara lain, satu KRI Sultan Iskandar Muda 367, empat Pesawat Tempur F- 16,  empat unit Pesawat Tempur Super Tucanno, dua unit Helly MI-35 Penerbad, satu unit Ml-17, 1 satu unit HeIly Bell-412 Penerbad. 

Kemudian alat berat TNI yang akan melaksanakan penembakan yaitu enam MO-81 Yonif 509, enam Pucuk Meriam Howitzer 105 Artileri Medab 8, enam Astros Artileri Medan 1/2 K, enam Meriam Caesar 155, tiga Pucuk Mortir 81, empat unit RM 70 Grad dan delapan How-105 Pasrat.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018