Jakarta (ANTARA News) - Dr. Fauzi, Kepala Bidang Seismologi Teknik dan Tsunami BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika), mengatakan bahwa gempa susulan di pesisir barat Sumatera masih berpeluang terjadi dan bergerak ke arah utara. "Titik koordinat 2-4 Lintang Selatan ke utara adalah daerah berpotensi gempa susulan dengan skala bervariasi," katanya dalam diskusi tentang mewaspadai gempa, di Jakarta, Sabtu. Daerah-daerah yang dimaksud Fauzi adalah seluruh pesisir barat Pulau Sumatera mulai dari Aceh hingga Lampung, dengan radius 100-200 km ke arah barat dari garis pantai. BMG mencatat sejak gempa 7,9 skala Richter di titik pusat 159 km barat daya Bengkulu pada Rabu (12/9), pukul 18.10WIB, gempa susulan terus terjadi dengan kekuatan yang beragam. Gempa susulan terkuat terjadi pada Kamis (13/9) pada pukul 06.00WIB, yaitu 7,7 pada skala Richter. Dalam gempa Bengkulu, BMG mendapat banyak apresiasi positif dari masyarakat karena kecepatannya menentukan titik pusat, magnitude gempa, serta peringatan kemunculan tsunami. BMG sudah bisa menyebarkan informasi tentang gempa dan peluang tsunami dalam waktu kurang dari 10 menit, jauh lebih cepat daripada badan pemantau lain di luar negeri. "Hal ini disebabkan oleh sensor-sensor yang kita pasang sudah lebih rapat, sehingga BMG bisa tahu lebih cepat," kata Fauzi menjelaskan kesuksesan sistem peringatan dini tsunami (TEWS) Indonesia. Namun setelah ditunggu beberapa waktu tidak terlihat gelombang tsunami, BMG pun mencabut peringatan peluang terjadinya tsunami. Gempa bumi di Bengkulu dilaporkan telah menelan korban sebanyak 17 orang meninggal dunia. Gempa-gempa susulan masih dirasakan di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Barat dengan kekuatan yang sudah lebih lemah daripada gempa pada Rabu (12/9) petang. Menurut pantauan Departemen Sosial, Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu, adalah lokasi yang paling parah kerusakannya. Depsos juga melaporkan sebagian penduduk di kawasan bencana memilih mengungsi ke pusat-pusat pengungsian, sebagian lainnya tetap menunggui tempat tinggal mereka.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007