Dari hasil penghitungan awal, dibutuhkan sekitar 90 bronjong
Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta menyiapkan bronjong sebagai penanganan sementara terhadap talut longsor di Sungai Code yang berada di Kelurahan Prawirodirjan.

"Dari hasil penghitungan awal, dibutuhkan sekitar 90 bronjong. Mudah-mudahan kerusakan tidak semakin meluas karena cadangan bronjong yang kami miliki hanya tersisa sekitar 100 buah," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Aki Lukman di Yogyakarta, Rabu.

Meskipun demikian, lanjut Aki, pemasangan bronjong di lokasi talut yang longsor tidak dapat dikatakan sebagai pekerjaan yang mudah karena banyaknya material talut dan bangunan yang runtuh di sekitar talut, serta potensi bangunan di atas talut yang rawan roboh.

Menurut Aki, langkah awal yang harus dilakukan sebelum memasang bronjong adalah membersihkan material longsoran dengan menggunakan alat berat, backhoe.

Hanya saja, lanjut Aki, untuk mendatangkan backhoe ke lokasi longsor tidak mudah karena akses jalan ke lokasi kejadian cukup sulit.

Satu-satunya akses jalan yang bisa dilalui backhoe adalah melalui jalan di belakang UII Jalan Taman Siswa baru setelah sampai di Sungai Code, maka alat berat bergerak ke lokasi longsor. Mungkin membutuhkan waktu satu hari untuk sampai ke lokasi kejadian. Itu pun jika ada backhoe yang bisa dipinjam, katanya.

Saat ini, lanjut Aki, DPUPKP berusaha untuk mendatangkan bronjong dan batu kali ke lokasi longsor sehingga bisa dipasang jika lokasi talut longsor sudah dibersihkan. Selain melakukan penanganan sementara, DPUPKP Kota Yogyakarta juga mengirimkan surat ke Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSO) untuk menangani kerusakan talut karena kewenangan sungai berada di bawah instansi tersebut.

Harapannya, ada tanggapan dari BBWSO untuk memperbaiki talut sungai. Apalagi ini sudah menjelang akhir tahun anggaran dan dana yang kami miliki pun sudah sangat terbatas, katanya.

Sedangkan untuk penyebab kerusakan talut, Aki mengatakan bisa terjadi akibat beberapa faktor, mulai dari usia talut yang sudah tua, hingga potensi bocornya saluran irigasi yang berada di sisi sungai.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi mengatakan seluruh wilayah di bantaran sungai di Kota Yogyakarta masuk daerah rawan longsor.

Kewaspadaan selama musim hujan ini harus ditingkatkan. Dan akan lebih baik jika masyarakat bisa memenuhi UU tentang sungai, khususnya wilayah sempadan, katanya.

Sedangkan penanganan bencana menggunakan dana tak terduga, lanjut Hari, membutuhkan keputusan tentang status tanggap darurat.

Baca juga: Sungai dan pasar di Yogyakarta dipantau CCTV
Baca juga: Yogyakarta susun prioritas penanganan banjir Winongo

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018