Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengusulkan angka produksi minyak yang masuk dalam perhitungan RAPBN 2008 ("lifting") turun dari 1,034 juta barel per hari menjadi satu juta barel per hari atau mengalami penurunan 34.000 barel per hari. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro saat raker dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin mengatakan, penurunan "lifting" tersebut dikarenakan produksi minyak terbesar baru dicapai pada semester kedua 2008. Sementara, lanjutnya, perhitungan "lifting" pada tiga bulan terakhir 2008 baru bisa masuk ke dalam anggaran tahun 2009. "Penurunan (lifting) ini sudah dibahas di rakor perekonomian," ujarnya. Sejumlah lapangan yang akan berproduksi dalam volume besar pada semester 2008 antara lain Cepu dan Duri. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR Sonny Keraf mempertanyakan, angka "lifting" minyak RAPBN 2008 yang berubah-ubah tersebut. Ia menduga, konsep itu hanya upaya pembenaran atas kecenderungan produksi minyak yang memang terus menurun berapa tahun terakhir ini. Sementara itu, anggota Komisi VII DPR Ismayatun menilai, pemerintah tidak tegas dengan perubahan angka "lifting" minyak itu. "Baru saja pemerintah bilang angka `lifting` 2008 sebesar 1,034 juta barel per hari, sekarang berubah jadi satu juta barel per hari," katanya. Purnomo menambahkan, pihaknya juga tengah mengkaji konsep produksi minyak hanya sebesar satu juta barel per hari di tahun-tahun mendatang agar produksi komoditas tersebut tetap berkelanjutan. "Kalau produksi minyak ditargetkan tinggi, maka cadangannya cepat habis. Tapi sebaliknya, bisa buat anak cucu kita," katanya. Wakil Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) Abdul Muin mengatakan, konsep berkelanjutan bukan merupakan hal yang baru. "Intinya, hanya bagaimana menjaga keseimbangan antara produksi dan cadangannya," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007